"Pasukan baru yang terdiri dari beberapa ribu personel dan siap dikerahkan dalam beberapa hari. Artinya, kami siap menangani semua ancaman dengan cepat dan tepat," kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.
"Keputusan ini mengirimkan sebuah sinyal jelas, NATO melindungi semua sekutunya dan setiap calon agresor harus menanamkan itu dalam benak mereka," tambah Rasmussen di KTT NATO yang digelar di Wales.
Rasmussen tidak merinci lebih jauh soal struktur pasukan baru ini atau jumlah personelnya. Namun, seorang juru bicara perdana menteri Inggris mengatakan, setidaknya Inggris akan berkontribusi maksimal sebanyak 4.000 personel.
NATO sebenarnya memiliki pasukan gerak cepat dengan jumlah pasukan yang lebih besar, namun pasukan itu tidak pernah dikerahkan dalam sebuah operasi militer dan para pengamat menilai pasukan besar itu membutuhkan waktu beberapa pekan untuk dikirim ke lokasi tempur.
Dengan kondisi itu maka pasukan NATO saat ini bukanlah sebuah sarana pemukul yang kredibel untuk menghadapi ancaman yang sudah berubah ini, misalnya menghadapi krisis di Ukraina.
Apalagi Rusia kini memiliki taktik berbeda di medan perang Ukraina. Rusia menggunakan media sosial dan teknologi baru untuk menggiring opini publik dan membuat lawan lengah. Taktik baru itu dipadu dengan cara lama, yaitu kekuatan militer yang besar yang mengejutkan NATO sehingga menantang cara berpikir yang sudah mapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.