Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Tegur Agen PRT Terkait Iklan Tak Pantas

Kompas.com - 17/07/2014, 14:42 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.COM - Singapura telah memperingatkan agen-agen pekerja rumah tangga (PRT) di negara kota itu terkait iklan "tidak pantas" menyusul keluhan kelompok hak asasi manusia bahwa para PRT sedang dipasarkan sebagai komoditas.

Dalam sebuah teguran yang dikirim ke agen-agen itu, Departemen Tenaga Kerja Singapura mengatakan, pihaknya prihatin dengan "tidak sensitif dan tidak pantasnya" gambaran tentang PRT di sejumlah iklan dan praktek di mana mereka dipajang di pusat-pusat perbelanjaan. "Sejumlah iklan yang menekankan tarif murah, harga promosi, dan/atau diskon tidak sengaja memberi kesan bahwa PRT asing sedang dipasarkan sebagai barang dagangan," kata kementerian itu dalam teguran tersebut, yang salinannya dikirim kepada AFP hari Kamis (17/7/2014).

Kementerian tersebut memperingatkan, pihaknya punya wewenang untuk menangguhkan atau mencabut izin agen-agen yang melanggar.

Agen-agen PRT harus "menahan diri dari segala bentuk iklan yang menempatkan PRT asing dalam posisi tidak bermartabat," kata kementerian itu.

Iklan yang menyamakan PRT "dengan barang yang dapat dibeli dan diganti ketika tidak memuaskan" tidak dapat diterima, tambah teguran tersebut.

Teguran itu mendesak para agen PRT tidak menyuruh PRT duduk-duduk di luar etalase toko demi bisa diamat-amati para calon majikan karena hal itu memperkuat kesan bahwa mereka merupakan "komoditas yang bisa 'dites' atau diperdagangkan".

Teguran tersebut muncul setelah sejumlah laporan media dan keluhan para aktivis buruh migran tentang PRT asing yang disuruh untuk mendemonstrasikan keterampilan melakukan pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan di tempat para agen tenaga kerja di sejumlah mal. Jaringan kantor berita Al Jazeera yang berbasis di Qatar Juni lalu melaporkan bahwa mereka menyaksikan sejumlah PRT asing di sebuah pusat perbelanjaan di pinggiran Singapura mendorong satu sama lain dengan menggunakan kursi roda saat berpura-pura mengurus orang-orang yang berusia lanjut. Ada yang megendong boneka bayi atau menyeterika pakaian di ruangan yang ditata seakan merupakan ruang keluarga, kata jaringan itu.

Departemen Tenaga Kerja Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 4 Juli bahwa penyelidikannya sendiri tidak menemukan praktek "tidak pantas" seperti itu terhadap PRT asing.

Lebih dari 210.000 perempuan asal Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Banglades, Thailand, Myanmar dan India bekerja sebagai PRT di Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com