Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan PRT Hongkong Picu Kemarahan Publik

Kompas.com - 19/06/2014, 16:02 WIB
HONGKONG, KOMPAS.com — Iklan rasial dari perusahaan asuransi, yang memperlihatkan model Tionghoa sebagai pembantu rumah tangga (PRT) Filipina, telah memicu kemarahan di media sosial di Hongkong, membuat kelompok-kelompok yang mewakili asisten domestik di kota itu menuntut permintaan maaf.

Iklan asuransi pekerja domestik untuk Hong Leong Bank dari Malaysia yang ditujukan kepada para majikan dari 300.000 PRT, yang sebagian besar berasal dari Filipina dan Indonesia, ini menunjukkan model tersebut memakai rias wajah oranye gelap dan wig ikal serta berperan sebagai PRT ceroboh bernama "Maria".

Hong Leong tidak segera merespons permintaan atas komentar terkait hal ini. Namun, bank ini tampak sudah menghapus tautan untuk iklan tersebut dari lamannya, Rabu (18/6/2014).

"Menurut saya, mereka harus membuat permintaan maaf secara terbuka kepada publik," ujar Eni Lestari, juru bicara Badan Koordinasi Pekerja Migran Asia, yang menggambarkan bahwa iklan itu "sangat rasial".

"Mereka membuat komedi dari seseorang, dari komunitas," ujarnya. "Untuk (warga Hongkong), itu lucu. Namun, mereka tidak sadar bahwa yang lucu itu sebenarnya rasial."

Ia mempertanyakan mengapa bank itu tidak menyewa seseorang dari Indonesia atau Filipina untuk memainkan peran PRT tersebut.

Twitter dan Facebook dipenuhi kecaman atas iklan ini.

"Seharusnya kalian mencabut iklan itu dan meminta maaf. Ini sangat tidak patut untuk perwakilan profesional dari layanan finansial Anda," tulis seseorang bernama Kahlil Stultz dalam halaman Facebook bank tersebut.

"Mengapa kalian harus menekankan stereotip ras dan budaya yang menyakiti begitu banyak orang?" tambah Marcin Rutecki.

Insiden itu terjadi berminggu-minggu setelah kontroversi terpisah mengenai buku pelajaran sekolah di Hongkong, yang menurut para pengecam telah mendorong anak-anak untuk bertindak secara stereotip berdasarkan ras terhadap para tetangga mereka.

Buku itu meminta anak-anak untuk menerapkan deskripsi pekerjaan bahwa Indonesia untuk pembantu rumah tangga, atau Jepang untuk pemilik restoran sushi.

Kasus Erwiana Sulistyaningsih, PRT Indonesia yang diduga telah menghadapi penyiksaan berbulan-bulan oleh majikannya yang merupakan warga Hongkong, telah menyoroti kondisi pekerjaan yang dihadapi oleh para pekerja domestik di pusat finansial tersebut.

Majikannya, ibu berusia 44 tahun dan beranak dua, sedang menghadapi persidangan. Ia pada minggu lalu menyangkal semua tuntutan yang diajukan terhadapnya.

Amnesty International tahun lalu mengecam kondisi-kondisi "seperti perbudakan" yang dihadapi oleh sejumlah pekerja domestik di kota itu, dan menuduh pihak berwenang tanpa alasan tidak melakukan tindakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com