Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minggu, Presiden Terpilih Mesir Akan Dilantik

Kompas.com - 04/06/2014, 20:53 WIB
KAIRO, KOMPAS.COM — Mantan panglima militer Mesir, Abdel Fattah al Sisi, akan dilantik sebagai presiden pada Minggu (8/6/2014) setelah memenangi pemilu pada pekan lalu, seperti dilaporkan media pemerintah.

Komisi pemilihan, Selasa kemarin, mengatakan bahwa Sisi memenangkan 96,91 persen suara dalam pemilu yang diikuti 47,5 persen pemilik hak pilih, hampir satu tahun setelah ia menggulingkan Muhammad Mursi yang didukung oleh kalangan Islamis.

Kemenangan Sisi atas satu-satunya lawan, yaitu pemimpin sayap kiri Hamdeen Sabbahi, tidak diragukan. Banyak pihak menyanjung pensiunan panglima itu sebagai pahlawan karena mengakhiri satu tahun kekuasaan Mursi yang penuh gejolak, 11 bulan lalu.

Sisi akan dilantik pada hari Minggu pukul 07.30 GMT (atau pukul 14.30 WIB) di hadapan sidang umum MK Agung, seperti dikatakan kantor berita negara MENA, Rabu, yang mengutip Maher Sami, wakil kepala pengadilan itu.

Upacara pengambilan sumpah akan dihadiri Presiden sementara Adly Mansour, Perdana Menteri Ibrahim Mahlab, dan kabinetnya, Imam Agung Ahmed al-Tayeb dari Al Azhar, Paus Koptik Tawadros II, dan sejumlah tokoh politik dan publik lainnya, seperti dikabarkan MENA.

MENA menambahkan, upacara akan disusul dengan resepsi yang akan dihadiri raja-raja dan kepala negara di Istana Ittihadiyah, Kairo, kata laporan itu. Resepsi kedua akan digelar pada pukul 16.00 GMT di Istana Kubba di ibu kota itu, dan akan dihadiri oleh sekitar 1.000 tamu dari beberapa kelompok politik.

Pemilihan presiden yang berlangsung tiga hari itu diboikot kelompok Ikhwanul Muslimin yang merupakan pendukung Mursi dan beberapa kelompok pemuda, dalam perlawanan rakyat tahun 2011 lalu, setelah kedua kelompok itu menjadi sasaran dalam kampanye untuk menekan perbedaan pendapat.

Sejak penggulingan pada Juli tahun lalu, tindakan brutal polisi terhadap para pendukung Mursi telah menewaskan lebih dari 1.400 orang, sementara lebih dari 15.000 lainnya dipenjara. Ratusan orang juga telah dijatuhi hukuman mati dalam sejumlah pengadilan yang berlangsung singkat, dan hal itu memicu kemarahan internasional.

Sisi mengatakan bahwa baginya, "keamanan nasional" lebih diutamakan ketimbang kebebasan berdemokrasi. Komentar itu telah memicu kekhawatiran bahwa autokrasi akan kembali terjadi di Mesir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com