Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Berencana Ungsikan 19.000 Muslim dari Afrika Tengah

Kompas.com - 01/04/2014, 23:26 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com — PBB, Selasa (1/4/2014), mengatakan berencana segera mengevakuasi 19.000 warga Muslim dari ibu kota Bangui dan bagian lain Republik Afrika Tengah (RAT) yang kini dikepung oleh milisi anti-Balaka.

Pasukan anti-Balaka menguasai jalur utama ke dan dari Bangui serta banyak kota dan desa di barat daya negeri itu, kata badan pengungsi PBB (UNHCR). Milisi telah menjadi lebih militan dengan meningkatkan serangan terhadap warga Muslim dan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika.

"Apa yang kami tidak inginkan adalah berdiam diri dan menonton orang-orang dibantai," kata juru bicara UNHCR, Fatoumata Lejeune-Kaba, dalam jumpa pers.

Para pejabat PBB sebelumnya telah memperingatkan bahwa konflik di RAT itu dapat berubah menjadi genosida suku.

"Ini bisa terjadi karena satu-satunya hal yang menjaga mereka dari pembunuhan saat ini adalah kehadiran pasukan Perancis dan MISCA," katanya merujuk pada pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, yang dikenal sebagai MISCA.

Pasukan Seleka, yang mayoritas Muslim, merebut kekuasaan tahun lalu, dan melakukan serangan terhadap penduduk mayoritas Kristen sehingga memicu gelombang serangan balas dendam, yang menyebabkan ribuan kematian dan ratusan ribu orang mengungsi.

Gerilyawan Seleka memberi jalan bagi pemerintahan sipil sementara pada Januari. Namun, pemerintah—yang didukung 2.000 prajurit penjaga perdamaian Perancis dan 6.000 personel pasukan Uni Afrika—tidak mampu menghentikan serangan milisi anti-Balaka terhadap warga Muslim.

Akibatnya, ribuan di antara mereka memilih melarikan diri dan menjadi pengungsi ke negara tetangga atau mencari perlindungan di kamp-kamp PBB.

Milisi anti-Balaka merupakan ancaman bagi masyarakat di ibu kota Bangui, sejumlah kota seperti Boda, Berberati, dan Carnot, serta di sebelah barat ibu kota dan Bossangoa ke utara, kata Lejeune-Kaba.

"Kami mengkhawatirkan nyawa 19.000 Muslim di lokasi tersebut," tambah Fatoumata Lejeune-Kaba.

UNHCR siap membantu evakuasi mereka ke daerah yang lebih aman, baik di dalam maupun luar negeri," katanya.

Keamanan memburuk

Setidaknya 60 orang di Bangui tewas sejak 22 Maret, terutama dalam serangkaian bentrokan antara anggota Seleka dan anti-Balaka, kata juru bicara hak asasi manusia PBB, Cecile Pouilly.

"Dalam situasi keamanan yang memburuk, kami sekali lagi mendesak negara-negara untuk mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk menambah ribuan lagi pasukan penjaga perdamaian dan polisi," ujar Pouilly.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon memperingatkan pada Senin bahwa PBB menentang dukungan atau fasilitasi kekerasan oleh kelompok-kelompok bersenjata di Republik Afrika Tengah setelah pasukan Chad dituduh menembaki warga sipil dan menewaskan sedikitnya 10 orang pada akhir pekan.

Dewan Keamanan mulai melakukan pembicaraan pada Senin terkait resolusi untuk membentuk pasukan penjaga perdamaian PBB, yang bisa mengambil wewenang dari Uni Afrika pada 15 September.

Warga Muslim di Boda telah mengatakan kepada UNHCR bahwa mereka akan mengungsi sendiri jika UNHCR tidak dapat mengevakuasi mereka, kata Lejeune-Kaba.

Menurut dia, badan itu mempertimbangkan untuk memindahkan warga Muslim ke Moyen Sido dan Kabo di utara dekat perbatasan dengan Chad, lokasi yang tak banyak terdapat anggota anti-Balaka.

Saat ditanya apakah hal itu tidak akan mengakibatkan perpecahan RAT menjadi Muslim di utara dan Kristen di selatan, Lejeune-Kaba mengatakan, relokasi tersebut untuk menghindari ancaman terhadap nyawa mereka dan tidak memengaruhi seluruh populasi Muslim di negara itu.

"Relokasi untuk keluar dari bahaya ini tidak menghalangi mereka untuk kembali. Sebaliknya, apa yang kami inginkan adalah untuk melihat orang-orang ini bisa kembali pada suatu saat nanti," katanya. "Namun dengan adanya kondisi ketegangan saat ini, hal itu tidak mungkin. Situasinya, sejujurnya, hampir mengarah pada keputusasaan. "

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com