Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Hibahkan Dua Kapal Patroli untuk Malaysia

Kompas.com - 06/02/2014, 12:29 WIB
SYDNEY, KOMPAS.COM — Pemerintah Australia, Kamis (6/2/2014), mengatakan, akan menghadiahkan dua kapal patroli kepada Malaysia. Hadiah itu merupakan bagian dari strategi mengatasi penyelundupan manusia di wilayah tersebut.

Sebagian besar kapal pencari suaka tujuan Australia melakukan perjalanan berbahaya dari Indonesia, tetapi Malaysia kadang-kadang digunakan sebagai negara transit untuk mengangkut orang melalui perbatasan Thailand-Malaysia ke Sumatera melintasi Selat Malaka.

Kapal-kapal jenis bay class, yang diberikan Australia itu, akan diserahkan pada pertengahan tahun 2015.

Menteri Imigrasi Australia, Scott Morrison, menyebut pemberian itu sebagai sebuah "strategi operasional praktis untuk membendung perdagangan kriminal".

Pemberian itu terjadi setelah Canberra memberikan dua kapal patroli ke Colombo untuk alasan yang sama pada akhir 2013. Puluhan kapal menuju Australia juga berangkat dari Sri Lanka. Pelayaran dari sana ke Australia bisa memakan waktu tiga minggu.

Morrison tahun lalu mengatakan, kebijakan genting pemerintah adalah mengacaukan pencari suaka menyeberangi perbatasan Thailand-Malaysia dan mencegah perjalanan mereka ke Indonesia.

"Malaysia merupakan mitra kunci dalam upaya regional dan bilateral melawan penyelundupan manusia, sangat penting terkait dengan posisinya sebagai negara transit bagi orang-orang yang ingin mencapai Australia dengan perahu," kata Morrison, Kamis.

"Kapal-kapal ini akan meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan dan kapasitas penghadangan dari operasi perlindungan perbatasan Badan Penegakan Maritim Malaysia. Hal ini akan meningkatkan kemampuan Malaysia untuk menjaga keselamatan nyawa orang di laut serta menghentikan sindikat penyelundupan manusia."

Kapal-kapal itu, yang telah menjadi andalan dari pengawasan maritim Australia sejak akhir 1990-an, tetapi kini sedang dihapus, punya jangkauan 1.000 mil laut dan berawak 12 orang.

Sejak merebut kekuasaan tahun lalu, pemerintah konservatif Australia telah mengambil sikap yang semakin keras terhadap penyelundup manusia dan pencari suaka dengan melakukan apa yang disebut "Operation Sovereign Borders". Operasi itu mencakup mengusir kembali perahu-perahu ke Indonesia dan mengirim siapa saja yang tiba secara ilegal ke kamp di pulau di Pasifik. Mereka yang dibawa ke kamp di Pasifik itu tidak punya kesempatan untuk bermukim di Australia. Menurut Morrison, tidak ada kapal yang berhasil mencapai Australia sejak 19 Desember lalu.

Ratusan pencari suaka tewas saat melakukan perjalanan laut berbahaya dari Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com