Mursi Metwali (53), seorang pedagang kain, memutuskan untuk mengganti namanya bulan lalu setelah sebuah bom mobil menghancurkan sebuah kantor polisi di kota Mansura, di delta Sungai Nil, yang menewaskan 16 orang itu. Demikian dilaporkan harian Al Akhbar, Jumat (10/1/2014).
Toko milik Metwali yang terletak tak jauh dari kantor polisi itu ikut hancur lebur. Pemerintah Mesir langsung menuding pendukung Muhammad Mursi sebagai dalang serangan itu.
Selanjutnya sebuah kelompok militan yang kurang dikenal, Ansar Beit Al Maqdas, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
"Saya tak tahan lagi mendengar orang memanggil saya Mursi...Mursi...Mursi," kata pedagang beranak tiga itu.
Kerusakan yang terjadi, kata Metwali, terjadi karena ulah pendukung Mursi dan peledakan kantor polisi itu semakin membulatkan tekad pria itu untuk berganti nama.
Metwali menambahkan, dia sudah menempuh prosedur resmi yang harus diambil seseorang yang ingin mengganti nama. Dan, nama yang dipilihnya adalah Al Sissi, merujuk nama Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Fattah al Sissi yang berpeluang besar menjadi presiden baru Mesir.
"Pergantian nama ini tentu berdampak pada perubahan dalam semua dokumen resmi milik saya, termasuk akta pernikahan dan akta kelahiran tiga putri saya," tambah Metwali.
Semoga setelah Metwali berganti nama menjadi Al Sissi, tak ada lagi perubahan rezim yang memaksa dia untuk kembali mengubah namanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.