Berita korupsi dan pergantian menteri ini tampak tidak murni terkait dengan skandal korupsi dan dikatakan sebagai gambaran dari pertarungan politik, perebutan kekuasaan, dan status Turki sebagai sekutu Barat, yang mulai berpaling.
PM Erdogan di Ankara, Kamis (26/12), mengatakan, dia adalah target pengusutan korupsi dan kasus suap yang dilakukan lembaga kepolisian dan peradilan. ”Setiap orang yang berusaha menjerat saya akan gagal total,” katanya.
Presiden Turki Abdullah Gul juga mengatakan sedang ada upaya asing mengacaukan Turki, yang sedang menghadapi pemilu pada 30 Maret 2014.
Dalam setahun terakhir, aparat kepolisian dan lembaga peradilan Turki diam-diam melakukan penyelidikan terhadap para pejabat, anak-anak pejabat, para pebisnis, dan bank terbesar milik Pemerintah Turki, Halkbank, yang memiliki jaringan kuat dengan Iran.
Lembaga peradilan dan kepolisian berada di luar kendali PM Erdogan dan dipengaruhi kuat oleh ulama Turki yang kini tinggal di Pennsylvania, AS, Fethullah Gulen. Ulama ini mengasingkan diri ke AS tahun 1999 karena tuduhan berencana mendirikan negara Islam Turki.
Erdogan dan Gulen adalah sekutu utama sekian lama. Lewat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), keduanya berhasil melemahkan lembaga militer Turki. Sejak 2002, AKP selalu memenangi pemilu akibat kemakmuran, pertumbuhan, dan kolaborasi Persaudaraan Muslim (yang dimotori Erdogan) dan Gerakan Hizmet (Gulen) lewat Partai Keadilan dan Pembangunan.
Dalam perkembangan selanjutnya, Erdogan dituduh ingin berkuasa sendiri dan meninggalkan koalisinya serta bersikap otoriter. Erdogan mulai melucuti Gerakan Hizmet, termasuk berniat memberangus sekolah-sekolah swasta milik Hizmet.
Sejak 17 Desember, Erdogan dan Gulen terlibat perang mulut lewat media. Erdogan menuduh Gulen menyusup dan membentuk pemerintahan dalam pemerintahan dan mencoba menjungkalkannya. ”Ada plot asing dan anasir di dalam negeri yang sedang menggerogoti kekuasaan pemerintahan,” ujar Erdogan.
Pekan lalu, Erdogan mengancam akan mengusir para duta besar dari Turki setelah empat koran propemerintah menuduh Duta Besar AS, Francis J Ricciardone, melakukan skenario menentang pemerintah.
Gulen menuduh Erdogan berpikiran busuk karena menuduhnya berkonspirasi dengan asing. Kedutaan Besar AS di Ankara juga mengatakan, ”Pemberitaan tentang konspirasi dan keterlibatan AS sama sekali tidak benar.” (REUTERS/AP/AFP/MON)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.