Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penangkapan Jiang Zemin, China Minta Klarifikasi Spanyol

Kompas.com - 20/11/2013, 16:47 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — Pemerintah China, Rabu (20/11/2013), meminta penjelasan Spanyol soal perintah penangkapan untuk mantan Presiden Jiang Zemin yang dituding melakukan genosida di Tibet.

Pada Selasa (19/11/2013), pengadilan nasional Spanyol menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Jiang Zemin berdasarkan doktrin yurisdiksi internasional yang memungkinkan pengadilan menyidangkan pelaku pelanggaran HAM di negara lain.

Kelompok aktivis Tibet mendaftarkan ke pengadilan Spanyol kasus melawan Jiang Zemin, mantan PM Li Peng, dan tiga pejabat tinggi China lainnya. Lima pejabat itu dituding bertanggung jawab atas genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, penyiksaan, dan terorisme terhadap rakyat Tibet pada 1980-an hingga 1990-an.

Pengadilan Spanyol menerima kasus ini karena salah satu penggugat, pelarian Tibet Thubten Wangchen, memiliki kewarganegaraan Spanyol. Alasan lain adalah sejauh ini tak ada pengadilan China yang menggarap kasus ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, mengatakan pemerintah negeri itu sudah mengetahui masalah ini dan meminta penjelasan dari Pemerintah Spanyol.

"Jika kabar ini benar, Pemerintah China menyatakan kekecewaan yang sangat besar dan mengecam keputusan ini yang mengabaikan posisi China," kata Lei.

"Pemerintah China berharap Spanyol tidak melakukan hal yang merugikan China dan merusak hubungan kedua negara," tambah Lei.

Lebih jauh, Hong menuding kelompok separatis Tibet menggunakan berbagai rumor dan fitnah untuk membuat tuduhan palsu untuk China.

"Hal seperti ini sudah pasti akan gagal. Posisi China terkait masalah Tibet sudah jelas dan konsisten," Lei menegaskan.

Selain menerbitkan surat perintah penahanan untuk Jiang Zemin, pengadilan Spanyol juga setuju untuk menyelidiki gugatan terkait tuduhan penindasan yang dilakukan China di Tibet pada masa pemerintahan Presiden Hu Jintao, yang baru saja mundur tahun lalu.

Selama ini, China selalu menganggap Tibet adalah bagian integral kedaulatannya yang sudah dikuasai sejak 1951, setahun setelah negeri itu menyerbu kawasan Himalaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com