Sebelumnya, Chousn Ilbo menayangkan berita yang menuduh Chae berselingkuh dengan seorang perempuan pemilik restoran yang dikenalnya sejak 1999. Menurut berita itu, perselingkuhan tersebut sampai menghasilkan anak yang sekarang berumur 11 tahun.
Dalam pernyataan tertulis, Rabu (25/9/2013), Chae meminta Chosun Ilbo menulis berita di halaman pertamanya yang memuat pengakuan bahwa berita mereka "tak berdasar" dan "100 persen salah". Koran itu diberi tenggat waktu lima hari untuk memenuhi tuntutan itu.
"Saya juga akan melakukan upaya apa pun, termasuk tes DNA, demi mengungkap kebenaran melalui proses hukum," tulis Chae dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip dari The Korea Herald. Dia pun mengatakan telah meminta anak yang dituding sebagai hasil hubungan gelapnya menjalani tes DNA untuk menuntaskan masalah ini.
Lebih lanjut, Chae juga menuntut Chosun Ilbo membayar 9.300 dollar AS per hari bila tenggat waktu itu terlewati tanpa ada ralat dibuat, hingga koreksi seperti yang diinginkannya terbit.
Sejak awal September, koran itu berkali-kali memberitakan tuduhan skandal tersebut. Mengutip surat kabar The Korea Times, Chae menuduh Chosun Ilbo tak pernah mengonfirmasi dirinya terkait pemberitaan mereka yang menuduhnya itu.
Chae mengakui mengenal Lim, perempuan yang dituduh menjadi selingkuhannya, tetapi sebatas hubungan antara pemilik dan pelanggan restoran. Persoalan menjadi bertambah runyam ketika secara tiba-tiba pada 13 September 2013, Kementerian Kehakiman menggelar penyelidikan terhadap Chae terkait tuduhan berselingkuh dan punya anak di luar nikah tadi.
Atas perintah penyelidikan terhadap dirinya itu, Chae lalu menyatakan mundur dari jabatannya. Dia merasa tak akan bisa menjalankan tugas dengan baik jika berada di bawah proses penyelidikan hukum seperti itu, bahkan kalaupun belakangan terbukti dia tak bersalah.
Perintah penyelidikan terhadap Chae oleh kabinet Presiden Park Geun-Hye dinilai kontroversial karena sebelumnya kejaksaan menggelar penyelidikan atas tuduhan dugaan kecurangan dalam pemilihan umum presiden terakhir. Badan intelijen Korsel (NIS) diduga terlibat dan melakukan kecurangan serta penyalahgunaan wewenang, dalam bentuk kampanye negatif terhadap lawan politik Park dalam pemilu itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.