Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otak Mafia Pengaturan Skor Tertangkap di Singapura

Kompas.com - 19/09/2013, 16:55 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.com — Seorang pebisnis yang diduga menjadi otak pengaturan skor sepak bola global dikabarkan tertangkap dalam sebuah penggerebekan polisi di Singapura.

Namun, kepolisian Singapura, Kamis (19/9/2013), menolak untuk memberi konfirmasi bahwa pebisnis otak pengaturan skor global itu adalah Tan Seet Eng alias Dan Tan.

Sindikat pengaturan skor di Singapura mengincar ratusan pertandingan sepak bola di seluruh dunia, termasuk laga di Liga Champions Eropa dan babak penyisihan Piala Dunia.

Dalam sebuah pernyataan bersama, kepolisian Singapura dan biro pemberantasan korupsi, Rabu (18/9/2013) malam, menjelaskan operasi penggerebekan itu.

Dalam penggerebekan tersebut polisi menahan 12 pria dan dua wanita dalam operasi panjang selama 12 jam yang berakhir pada Kamis (19/9/2013) dini hari.

Ke-14 orang itu diduga menjadi bagian dari kelompok kejahatan terorganisasi yang terlibat dalam pengaturan skor pertandingan.

Tersangka pemimpin kelompok ini dan beberapa tersangka lain juga menjadi incaran polisi di yurisdiksi lain. Demikian kepolisian Singapura.

Sembilan orang tersangka dibebaskan dengan jaminan, sementara lima orang lainnya ditahan. Dan, sesuai dengan undang-undang Singapura, mereka bisa ditahan hingga setahun lamanya tanpa disidangkan.

Sekretaris Jenderal Interpol Ronald Noble sebelumnya meminta Singapura untuk menangkap Tan, yang juga diinginkan kepolisian Italia terkait skandal judi sepak bola.

Dua harian terbitan Singapura, Straits Times dan New Paper, sama-sama menyebut Dan Tan termasuk di antara orang-orang yang ditahan polisi. Namun, kedua harian itu tidak menyebut sumber yang menyebutkan hal tersebut.

Penangkapan itu merupakan rentetan dari pernyataan Europol, organisasi kepolisian Eropa, yang menyatakan operasi penyelidikan di lima negara telah mengidentifikasi 380 pertandingan yang telah diatur skornya oleh kartel judi Singapura.

Europol mengatakan, aktivitas ilegal kartel ini sudah menjalar ke pemain, wasit, dan perangkat pertandingan sepak bola di seluruh dunia.

Dalam kasus terakhir yang melibatkan Singapura, tiga wasit asal Lebanon pada Juni lalu dinyatakan bersalah karena menerima layanan seksual sebagai imbalan mereka mengatur hasil pertandingan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com