Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Melawan Kesepian, Pria AS Jadi Mata-mata

Kompas.com - 19/09/2013, 16:04 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Sebagian besar alasan seseorang menjadi mata-mata dan mengkhianati negaranya dalam masa perang dingin adalah alasan ideologi atau imbalan uang. Namun, pria asal Amerika Serikat, Jeff Carney, memiliki alasan berbeda.

Carney menjadi mata-mata karena kesepian. Pilot gay ini kemudian ingin mencoba hidup baru di Jerman Timur.

Bertahun-tahun kemudian, Carney melihat kesamaan antara dirinya dengan Bradley Manning, prajurit AS yang membocorkan dokumen rahasia dan kemudian mengatakan ingin hidup sebagai perempuan.

Kisah Carney dimulai tengah malam bulan April tahun 1983. Saat itu, Jeff Carney mendatangi Checkpoint Charlie, pos pemeriksaan militer yang memisahkan Jerman Barat dan Timur.

"Tujuan saya waktu itu sama sekali tidak untuk menjadi mata-mata. Pada saat itu, saya hanya ingin lari," kata dia.

Ia kemudian diterima oleh tiga orang pria berjaket kulit. "Mereka mata-mata."

Waktu itu, Carney baru berusia 19 tahun dan baru kembali ke posnya di Berlin setelah kabur dari rumah.

Masalah keluarga telah membuatnya depresi dan ia bergabung dengan Angkatan Udara pada usia 17 tahun hanya agar bisa pergi dari rumah.

Angkatan Udara AS mempekerjakan Carney karena keterampilannya berbahasa Jerman. Tugas kesehariannya adalah mendengarkan komunikasi Jerman Timur dan menerjemahkannya.

Meski tidak berpangkat tinggi, sebagai ahli bahasa, Carney memiliki akses terhadap informasi yang sensitif.

Tidak ideologis

Namun, Carney juga kemudian membenci pekerjaannya. Ia merasa tidak diinginkan dan membenci larangan homoseksual dalam militer.

Sama sekali tidak ada alasan ideologis di balik alasan tindakan spionasenya. Pada saat itu, ia berpikiran akan diterima dengan tangan terbuka di rumahnya di Timur.

"Saya cukup bodoh karena percaya bahwa mereka tertarik kepada saya sebagai individu. Nyatanya, saya hanya berharga karena saya punya akses," kata dia.

Pihak Jerman Timur kemudian memerintahkannya kembali ke tempatnya bekerja dan menjadi mata-mata untuk mereka. Jika tidak, komandannya akan menerima kabar tentang keberadaan Carney malam itu.

Demikianlah kehidupan Carney sebagai mata-mata dimulai. Carney menuliskan dalam buku berjudul Against All Enemies.

Secara keseluruhan, dalam waktu dua tahun ia menjadi mata-mata, Carney telah merugikan AS sebesar lebih dari 15 miliar dollar AS, menurut perkiraan yang dimuat dalam Kamus Sejarah Kontraintelijen Perang Dingin.

Carney mengaku, pada titik tertentu, ada banyak penyesalan karena dia memahami telah menyakiti banyak orang, termasuk keluarga dan teman-temannya.

Saat ditanya apakah bila bisa kembali ke masa 30 tahun yang lalu ia akan melakukan hal yang berbeda? Ia menjawab tidak.

"Jika saya menghadapi situasi yang sama lagi, mungkin saya akan membuat keputusan yang sama."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com