Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/08/2013, 23:01 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

TRIPOLI, KOMPAS.com — Dua bom mobil meledak di luar masjid di Tripoli, di kawasan utara Lebanon, Jumat (23/8/2013). Setidaknya 29 orang tewas dan 350 yang lain terluka. Ledakan ini mengingatkan pada masa terburuk perang saudara di Lebanon pada periode 1975-1990.

Rekaman yang disiarkan televisi lokal memperlihatkan asap tebal dan hitam mengepul di atas kota dan mayat bertebaran di sekitar mobil yang meledak. Ketegangan di Lebanon meningkat seiring perang sipil di Suriah.

Konflik di negara Suriah yang berbatasan dengan Lebanon merembetkan polarisasi yang dipicu dukungan sektarian terhadap konflik di Suriah. Tripoli adalah kota yang penduduknya didominasi kalangan Sunni.

Ledakan pada Jumat ini untuk pertama kalinya memperlihatkan sasaran yang jelas diarahkan ke basis Sunni. Selain menambah ketegangan di negara tersebut, ledakan ini juga disebut sebagai yang terbesar sejak akhir perang saudara Lebanon.

Sebelumnya, Kamis (15/8/2013), sebuah bom mengguncang kubu Syiah Hezbollah Lebanon yang mendukung Assad, di selatan Beirut. Dalam insiden tersebut 27 orang tewas dan 300 yang lain terluka.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan Jumat ini. Namun, ledakan ini mengingatkan pada pola di Irak yang mengadu domba Sunni dan Syiah.

Kubu Hezbollah pun langsung menyatakan kutukan atas serangan ini, dan menyebutnya sebagai pengeboman teroris dan bagian dari proyek kriminal yang bertujuan menabur benih perselisihan sipil di Lebanon atas nama pertikaian sektarian dan etnis.

Dalam sebuah pernyataan keras, Hezbollah menyerukan "solidaritas maksimal dan kesatuan dengan saudara-saudara di Tripoli". Media lokal dan masjid menyerukan donor darah setelah ledakan, sementara rumah sakit kewalahan menangani korban tewas dan luka.          

Ledakan pertama terjadi di luar Masjid Taqwa, tempat ulama salafi penentang Hezbollah, Sheik Salem Rafei, biasa mendirikan shalat Jumat. Otoritas setempat menyatakan, ledakan terjadi saat para jemaah shalat Jumat mengalir meninggalkan masjid.

Sementara ledakan kedua terjadi lima menit kemudian di Distrik Mina Tripoli, sekitar lima meter dari gerbang Masjid al Salam. Akibat ledakan ini, sebuah lubang "kawah" selebar 5 meter dan sedalam 1 meter menganga di lokasi tersebut.

Mantan Perdana Menteri Lebanon Fuad Saniora meminta Hezbollah menarik dukungannya ke Assad di Suriah karena keterlibatan itu dinilai menjadi pintu masuknya ancaman teroris ke Lebanon. Dia pun berpendapat serangan Jumat ini "menyimpang (dari pola) pembantaian oleh rezim Suriah".

Kedutaan Besar AS di Lebanon mengutuk pengeboman dan dalam sebuah pernyataan meminta semua pihak untuk mencoba bersikap tenang dan menahan diri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com