Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Mobil Lebanon, 18 Tewas dan 245 Terluka

Kompas.com - 16/08/2013, 08:06 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber
BEIRUT, KOMPAS.com - Ledakan bom mobil di kawasan pemukiman padat yang merupakan basis Hezbollah di Beirut, Lebanon, pada Kamis (15/8/2013), menewaskan tak kurang dari 18 orang. Serangan diduga dilakukan oleh kubu pemberontak di Suriah, namun kelompok utama pemberontak Suriah mengutuk aksi peledakan ini.

Data korban tewas ini disampaikan Palang Merah Lebanon. Disebutkan pula selain korban tewas tersebut, 245 orang yang lain terluka akibat serangan di daerah antara Bir al-Abed dan Rweiss di kawasan selatan Beirut.

Ledakan terjadi sehari setelah pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah mengatakan kelompok militan mengambil langkah-langkah untuk menjamin keamanan dari pinggiran selatan yang berbatasan dengan Suriah.

Seorang saksi mengatakan kepada saluran televisi Lebanon bahwa ia melihat sebuah van melintas tiga kali sebelum sang sopir mendapatkan tempat parkir yang kemudian menjadi sumber ledakan.

Seorang fotografer AFP melihat kendaraan terbakar, tubuh hangus, dan lorong-lorong pintu masuk menuju dua bangunan terbakar. Petugas pemadam kebakaran menggunakan tangga untuk membantu warga menyelamatkan diri dari rumah mereka.

Pasukan keamanan Hezbollah dikerahkan dalam jumlah besar di sekitar lokasi kejadian.
"Terorisme telah menyerang pinggiran selatan lagi," ujar televisi milik Hezbollah, Al-Manar. Meski berkedudukan di Lebanon, Hezbollah merupakan pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad yang terlibat perang saudara sejak Maret 2011.

Hezbollah dan Assad berasal dari kalangan Syiah Alawit. Sementara kelompok yang disebut pemerintah Suriah sebagai pemberontak, sebagian besar berasal dari kalangan Sunni.

Sesaat setelah ledakan ini diberitakan, sebuah video melalui jejaring online muncul memperlihatkan tiga pria bertopeng dengan dua di antaranya membawa senapan, menyampaikan bahwa ledakan ini merupakan pesan kuat kedua yang mereka kirimkan.

Kutukan dari kelompok utama pemberontak Suriah

Ledakan ini terjadi enam pekan setelah sebuah ledakan terjadi di kawasan yang sama dan melukai 50 orang. Klaim pertanggungjawaban serangan juga datang dari Pasukan Khusus Brigade 313, yang menyebut serangan Kamis ini merupakan pembalasan pada Hezbollah yang berpihak pada rezim Assad.

Namun, kelompok utama pemberontak Tentara Pembebasan Suriah mengutuk keras serangan ini. Sementara pemimpin Lebanon dari seluruh spektrum politik mengutuk pemboman mobil terbaru ini, dan Jumat (16/8/2013) dinyatakan sebagai hari berkabung.

Presiden Lebanon Michel Sleiman mengatakan serangan teroris itu menargetkan semua orang Lebanon, bukan hanya orang Hezbollah. Mantan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, seorang pemimpin Sunni dan kritikus gigih bagi Hezbollah, mengatakan serangan itu "bagian dari skema teroris yang jahat" dengan Lebanon sebagai target.

Sementara analis dan pakar tentang Hezbollah, Waddah Charara, Israel yang memusuhi Hezbollah juga punya kemungkinan berada di balik serangan ini. "Saya pikir serangan adalah bagian dari perang yang antara Israel dan gerakan Syiah, yang baru-baru ini membawa serbuan tentara Israel ke wilayah Lebanon," kata Charara. Dia pun menambahkan, "Negara Yahudi dan Hezbollah sedang bertukar pesan eksplosif."

Dalam sebuah wawancara pada Rabu (14/8/2013), Nasrallah mengatakan Hezbollah bertanggung jawab atas dua ledakan pada pekan lalu yang melukai empat tentara Israel di wilayah Lebanon. Jumat (16/8/2013), Nasrallah dijdwalkan berbicara pada peringatan Perang 2006, perang 33 hari antara Lebanon dan Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com