Perdebatan itu diawali ketika Mouallem berpidato selama 40 menit, jauh lebih lama dari waktu yang dialokasikan untuk setiap delegasi, yaitu tujuh menit.
Meski sudah diingatkan, Mouallem bersikukuh menyelesaikan pidatonya. Sikap Mouallem itu kemudian berujung perdebatan kecil dengan Ban Ki-moon yang meminta Mouallem menyelesaikan pidatonya saat menembus menit ke-25.
"Maaf, tapi bisakah Anda menyelesaikannya sekarang? Anda sudah berbicara lebih dari 20 menit," kata Ban.
Teguran Ban Ki-moon itu rupanya mengganggu Moualem sehingga dia merasa harus menanggapinya.
"Tuan Sekjen, Anda berbicara 25 menit. Saya menempuh perjalanan 12 jam untuk sampai ke sini. Saya butuh beberapa menit untuk mengakhiri pidato saya. Ini soal Suriah," ujar Mouallem.
"Berapa lama lagi yang Anda butuhkan?" tanya Ban.
Mouallem menjawab dia hanya membutuhkan waktu paling lama 10 menit untuk mengakhiri pidatonya itu.
"Oh tidak bisa...saya akan memberi Anda kesempatan bicara lagi di akhir konferensi ini," kata Ban.
"Tidak..tidak. Saya tidak bisa membagi pidato saya. Saya harus melanjutkan," Mouallem menegaskan.
Ban Ki-moon lalu memintan Mouallem mengakhiri pidatonya paling lama tiga menit. Tetapi, Mouallem mengatakan waktu tiga menit belum cukup baginya.
"Maka, saya akan beri waktu yang sama untuk kelompok oposisi," ujar Ban.
"Anda tinggal di New York, saya tinggal di Suriah. Saya memiliki hak menyampaikan versi Suriah (terkait krisis) di forum ini. Setelah tiga tahun menderita, ini hak saya," Mouallem meradang.
Akhirnya, Ban Ki-moon mengalah dan mempersilakan Mouallem melanjutkan pidatonya.
"Tolong hindari kata-kata yang menyerang, itu tidak akan konstruktif saat ini," kata Sekjen PBB asal Korea Selatan itu.