TEHERAN, KOMPAS.com - Iran memberikan bantahan setelah disebut sebagai pihak yang menembak jatuh pesawat Boeing 737 milik Ukraina.
Sejumlah negara Barat mengindikasikan bahwa pesawat Ukraine International Airlines jatuh secara tidak wajar pada Rabu (8/1/2020).
Sebanyak 176 orang, terdiri dari 167 penumpang serta sembilan kru, tewas setelah pesawat itu jatuh pasca-lepas landas pukul 06.12 waktu setempat.
Baca juga: Maskapai Ukraina Ditembak Rudal Iran karena Dikira Pesawat AS
Pesawat Boeing 737 Ukraina itu disebut jatuh pada Rabu pagi di Bandara Imam Khomeini, Teheran, karena ditembak rudal Iran.
Otoritas dari Kiev menyatakan, mereka mulai menyikapi serius teori bahwa maskapai Ukraina International Airlines dihantam misil.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menuturkan, dia mendapat sejumlah informasi intelijen bahwa Teheran tak sengaja melakukannya.
Pendapat yang sama disuarakan oleh Presiden AS Donald Trump. "Saya mempunyai kecurigaan. Namun seseorang bisa saja membuat kesalahan," katanya.
Juru bicara pemerintah Ali Rabiei dilansir Sky News Kamis (9/1/2020) menyatakan, dia menuduh pihak Barat berusaha melancarkan perang psikologi.
Baca juga: Sebelum Jatuh, Pesawat Ukraina Sempat Mencoba Kembali ke Bandara
"Setiap negara yang menjadi korban di pesawat itu bisa mengirimkan perwakilan mereka," ujar Rabiei dalam keterangan resmi.
Dia juga mendesak Boeing selaku pabrikan juga memberangkatkan kontingen mereka guna ikut dalam penyelidikan tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.