TEHERAN, KOMPAS.com - Angkatan laut Iran, China, dan Rusia memulai latihan gabungan selama empat hari di Samudra Hindia dan Teluk Oman.
Pernyataan yang keluar dari komandan armada Iran itu terjadi setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir 2015.
Laksamana Madya Gholamreza Tahani menyatakan, pesan dari latihan gabungan tiga negara itu adalah perdamaian, kemitraan, dan keamanan melalui kerja sama dan persatuan.
Baca juga: Angkatan Laut Amerika Serikat Dilarang Gunakan TikTok
"Dampaknya adalah menunjukkan Iran tidak terisolasi," kata Tahani dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP via Channel News Asia Jumat (27/12/2019).
Dia menjelaskan, latihan itu meliputi penyelamatan kapal terbakar, diserang bajak laut, hingga latihan menembak.
Selain Rusia dan China, latihan itu juga diikuti oleh angkatan laut maupun pasukan Garda Revolusi yang dipunyai Teheran.
Televisi Iran menayangkan momen ketika kapal perang Negeri "Beruang Merah" telah berlabuh di pelabuhan Chabahar di kawasan selatan.
Nantinya, kapal dari China bakal segera bergabung dengan Tahani menyebut, mereka adalah "segitiga kekuatan baru di lautan".
Tahani berujar, tujuan dari latihan itu adalah meningkatkan keamanan maritim internasional, hingga memerangi bajak laut dan terorisme.
"Bagi kami, menggelar latihan gabungan ini untuk memperlihatkan hubungan kami sudah berada di fase penting yang memberi dampak," klaimnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.