Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2019, 10:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS melalui Pentagon menyatakan, mereka akan menangguhkan pelatihan bagi militer Arab Saudi.

Pengumuman itu dibuat buntut seorang tentara Saudi jadi pelaku penembakan di Pangkalan AL Pensacola pada pekan lalu.

Dalam pernyataan sumber Pentagon, nantinya para murid militer Arab Saudi masih diizinkan untuk melanjutkan kelas.

Baca juga: Beredar Foto Tentara Arab Saudi Pelaku Penembakan Pangkalan AL AS Pensacola

Namun untuk pelatihan operasional bakal ditangguhkan sembari menunggu peninjauan keamanan, seperti dilansir AFP Rabu (11/12/2019).

Wakil Menteri Pertahanan David Norquist memerintahkan peninjauan itu segera dirampungkan dalam jangka waktu 10 hari.

Peninjauan itu bakal berfokus kepada kebijakan pemindaian murid-murid militer yang hendak menimba ilmu di Pangkalan AL Pensacola.

"Mereka yang bertugas sebagai pilot yang bakal ditangguhkan," ujar seorang sumber keamanan Pentagon kepada AFP.

Sumber itu mengungkapkan, studi keamanan itu saat ini tengah digodok di mana mereka bekerja sama dengan pemerintah Saudi.

Kebijakan pemindaian itu ke depannya bakal diperuntukkan bagi semua siswa militer asing. Namun untuk penangguhan operasional baru berlaku kepada Saudi.

Pejabat Pentagon itu tak merinci berapa banyak jumlah siswa Saudi yang saat ini menimba ilmu di fasilitas AS.

Namun berdasarkan laporan terbaru, jumlah siswa internasional yang menerima pendidikan ketentaraan berjumlah antara 5.000 sampai 5.100.

Penangguhan ini terjdi setelah Mohammed al-Shamrani dari Angkatan Udara Saudi menembaki teman kelasnya sendiri pada Jumat pagi (6/12/2019).

Letnan Dua berusia 21 tahun membunuh tiga pelaut AS, dan melukai delapan orang lainnya sebelum ditembak mati oleh petugas.

Baca juga: Terungkap, Pelaku Penembakan Pangkalan AL Pensacola Sebut AS Negara Iblis

Shamrani melakukan penembakan menggunakan pistol Glock 9mm, dan sebelumnya mengunggah manifesto di media sosial.

Dalam manifesto yang diunggah di Twitter, dia menyebut AS sebagai "negara iblis" karena mendanai kejahatan terhadap kemanusiaan dan Muslim.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com