Dia mengatakan, mereka jelas membutuhkan pria dan tidak ingin eksklusif.
"Kami hanya ingin perempuan yang mengelola bisnis ini," ujarnya.
Kate, atau Meeusen, adalah pemimpin organisasi. Mantan konsultan pemasaran yang mempunyai dua anak, dan memulai kembali hidupnya setelah pernikahannya kandas.
Dia mengungkapkan, bisnis penanaman mariyuana itu mulai berkembang sejak pergerakan Occupy Wall Street yang terjadi pada 2011.
Karena itu, dia dan sejumlah orang yang mempunyai visi sama berhasrat untuk tinggal di sebuah lingkungan dan memulai "sosialisme sehat".
Baca juga: Polisi Tangkap Pengedar Sabu dan Ganja di Pesanggrahan
Kepada Fairfax, dikutip news.com.au pada April 2017, Suster Kate menuturkan, setelah ganja dipanen, mereka akan mengeringkannya dan memasak menggunakan minyak kelapa.
Setelah itu mereka akan meniriskannya, mencampurnya dengan minyak tertentu, sebelum kemudian menuang cairan racikan ke botol untuk dijual.
Dia mengaku praktik yang mereka lakukan tergolong kontroversial. Bahkan, mereka sempat mendapatkan sejumlah telepon ancaman. Namun, Kate menegaskan, mereka mendapat dukungan.
"Pihak Katolik mulai mengerti apa yang kami lakukan," terang Suster Kate.
Dia menceritakan Katolik mulai melunak setelah melihat bahwa yang mereka tangani adalah orang dengan penyakit seperti kanker.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.