Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Greta Thunberg, Remaja 16 Tahun yang Marahi Pemimpin Dunia di PBB

Kompas.com - 24/09/2019, 19:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - "Saya seharusnya tak di sini. Saya seharusnya di sekolah saja. Tapi kalian malah membebani kami dengan harapan. Beraninya kalian."

Ucapan itu datang dari Greta Thunberg. Gadis berusia 16 tahun yang menjadi perbincangan dunia ketika hadir dalam KTT Perubahan Iklim PBB.

Sebabnya, dia berani memarahi para pemimpin dunia dengan menuding mereka telah mengkhianati generasi muda karena gagal mengatasi emisi dunia.

Baca juga: Bicara di KTT Perubahan Iklim PBB, Gadis 16 Tahun Ini Marahi Para Pemimpin Dunia

"Kalian telah merampas mimpi dan masa kanak-kanak saya dengan ucapan palsu kalian. Setiap ekosistem mulai kolaps, orang menderita," keluhnya.

Greta Thunberg mulai menjadi perbincangan dunia setelah menggelar aksi di depan gedung parlemen Swedia berisi seruan penanganan akan perubahan iklim.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan 5 fakta dari gadis 16 tahun yang merupakan aktivis lingkungan itu.

1. Berawal dari Penembakan Massal di AS

Dalam wawancara dengan Amy Goodman dari Democracy Now, Greta mengungkapkan dia mendapat ide untuk pergerakannya dari penembakan massal di AS.

Dia merujuk kepada penembakan massal di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, di mana pelaku yang masih 19 tahun membunuh 17 orang.

Saat itu, korban selamat dari tragedi Parkland mengorganisasi pergerakan bernama March for Our Lives, dan menyerukan pengetatan senjata api.

Pada 20 Agustus 2018, Greta yang masih berusia 15 tahun memilih bolos sekolah hingga pelaksanaan pemilihan umum Swedia pada 9 September.

Saat itu, Swedia mengalami musim panas terparah dalam 262 tahun terakhir dengan gelombang panas dan kebakaran hutan. Dia menuntut Swedia mengurangi emisi karbon sesuai Kesepakatan Paris.

Seorang diri, dia melakukan aksi protes dengan berdiri di depan Riksdag setiap hari sambil membawa poster bertuliskan Skolstrejk för klimatet (Pergerakan Sekolah untuk Iklim).

Dia juga membagikan pamflet yang berbunyi "saya melakukan ini karena kalian para pemimpin sudah membuat masa depan saya menjadi kotor".

Baca juga: Gadis 16 Tahun Ini Marahi Para Pemimpin Dunia, Ini Respons Trump di Twitter

2. Ibu Greta Thunberg adalah Penyanyi Opera

Ibu Greta, Malena Ernman, adalah seorang penyanyi opera sekaligus aktris. Dia adalah mezzo-soprano. Tapi juga dia mahir di genre seperti jazz atau kabaret.

Dilaporkan The Guardian, Malena kemudian memutuskan meninggalkan karirnya yang cemerlang setelah diyakinkan oleh pergerakan putrinya.

Selain di opera, dia juga menulis buku tentang keluarganya, yang jika dalam bahasa Inggris berjudul Scenes From the Heart (Kisah dari Hati).

Kemudian ayahnya, Svante Thunberg, adalah penulis, produser, sekaligus aktor. Dia pernah berperan dalam serial lokal berjudul Skärgårdsdoktorn.

3. Menolak Naik Pesawat dan Pilih Naik Kapal

Ketika dia mendapat undangan untuk berbicara dalam KTT Perubahan Iklim PBB di New York, Greta mencoba mencari cara untuk pergi ke sana.

Dia menolak naik pesawat karena emisi yang dihasilkan juga bisa merusak lingkungan. Tawaran pun datang dari seorang bangsawan Moncao.

Malizia II adalah yacht sepanjang 18 meter yang diperlengkapi dengan panel matahari dan turbin bawah air untuk memastikan tidak menghasilkan karbon.

Adapun si pemilik kapal adalah Pierre Casiraghi, cucu dari mendiang Penguasa Monaco Pangeran Rainier III dan aktris asal Amerika Serikat (AS), Grace Kelly.

Baca juga: Menolak Naik Pesawat, Aktivis Iklim Umur 16 Tahun Ini Naik Kapal ke AS

4. Didiagnosa Terkena Sindrom Asperger

Dalam bukunya seperti dipublikasikan Deutsche Welle, Malena menceritakan putrinya itu didiagnosa oleh dokter terkena Sindrom Asperger.

Greta Thunberg menuturkan berkat Sindrom Asperger, dia tidak akan berusaha membuat perubahan dalam isu perubahan iklim kepada media Jerman Februari lalu.

"Mudah saja. Saya harus melanjutkan hidup dan berpikir seperti orang umumnya," ungkapnya. Tapi, dia juga memandang dunia berdasarkan perspektif lain.

Pengakuan itu membuat Malena dalam bukunya kemudian menyimpulkan bahwa sindrom yang diderita buah hatinya itu bukanlah sebuah kelemahan.

Baca juga: Perubahan Iklim Kurangi Kemampuan Tanah untuk Serap Air

5. Dinominasikan Meraih Nobel Perdamaian

Jerih payah Greta Thunberg yang terus menyerukan pentingnya kepekaan generasi muda akan perubahan iklim membuatnya dinominasikan meraih Nobel Perdamaian.

Pengajuan itu dilakukan oleh anggota Parlemen Norwegia sebelum batas waktu 31 Januari 2019. Salah satu inisiator adalah Freddy Andre Ovstegard.

Menurut Ovstegard, Greta sudah memberikan arah dalam pencegahan perubahan iklim. Sebab jika mereka tak melakukannya, maka akan terjadi konflik.

"Greta Thunberg telah meluncurkan gerakan massa yang saya pandang sebagai kontribusi besar bagi perdamaian," katanya pada Maret lalu.

Kepada harian Swedia Aftonbladet, Greta menanggapi dia merasa terhormat dicalonkan oleh Norwegia. "Rasanya tidak nyata dan sedikit aneh," tuturnya.

Baca juga: Greta Thunberg, Remaja 16 Tahun Dinominasikan Raih Nobel Perdamaian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com