Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS: Serangan Iran ke Kilang Minyak Saudi adalah Aksi Perang

Kompas.com - 19/09/2019, 12:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

JEDDAH, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyebut serangan Iran ke kilang minyak Arab Saudi merupakan bentuk aksi perang.

Komentar Pompeo memicu konflik besar di kawasan Teluk, setelah fasilitas milik Aramco diserang pada Sabtu dini hari (14/9/2019), dan berujung kepada melonjaknya harga minyak dunia.

"Ïni adalah serangan Iran. Sebuah aksi perang," terang Menlu Pompeo kepada awak media sebelum pesawatnya mendarat di kota Saudi Jeddah.

Baca juga: Kilang Minyaknya Diserang, Arab Saudi Bangga dengan Sistem Pertahanannya

"Ïni adalah serangan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya," terang mantan Direktur CIA itu sebagaimana diwartakan AFP Rabu (18/9/2019).

Komentarnya muncul setelah Saudi mempublikasikan potongan 25 drone serta rudal penjelajah yang dipakai untuk menyerang kilang minyak Aramco.

"Serangan itu diarahkan dari utara. Tidak diragukan disponsori oleh Iran," ujar juru bicara kementerian pertahanan Kolonel Turki al-Maliki.

Kelompok pemberontak Yaman Houthi mengklaim serangan itu, dengan Teheran menyatakan merupakan perlawanan atas konflik yang terjadi sejak 2015.

Tetapi, baik Riyadh maupun AS menegaskan serangan itu bukan dari Yaman. "Saat ini, kami masih memperkirakan lokasi pasti peluncurannya," terang Maliki'.

Pompeo melanjutkan, tidak bukti soal spekulasi media bahwa justru Irak, negara yang mempunyai hubungan baik dengan AS dan Iran, yang menyerang kilang minyak Saudi.

Para diplomat di PBB mengungkapkan, sebuah tim berisi pakar sudah diterjunkan untuk memimpin penyelidikan internasional penyebab serangan.

Pompeo bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Jeddah untuk mendiskusikan sikap atas serangan yang memotong enam persen pasokan minyak dunia itu.

Sementara Houthi sudah mengancam bakal menyerang "puluhan target" yang berlokasi di Uni Emirat Arab, anggota koalisi pimpinan Saudi yang menyerang Yaman.

Baca juga: Iran Dituduh Serang Kilang Minyak Saudi, Pasukan Kuwait Gelar Latihan Perang

"Kami Tidak Ingin Berperang"

Sumber dari internal Washington mengatakan, mereka telah menyimpulkan Iran juga menggunakan rudal utnuk menghantam Aramco, dan bakal menyajikannya di Sidang Umum PBB.

Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan, dia mengulangi ucapan Presiden Donald Trump bahwa mereka tidak menginginkan perang. Tapi AS selalu bersiap.

Trump yang sudah menekan Iran dengan sanksi, menjanjikan "peningkatan tekanan" yang kemudian mendapat apresiasi dari Saudi, dengan detil bakal diumumkan 48 jam ke depan.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif yang menerima sanksi AS pada 31 Juli menyebut langkah itu merupakan tindakan yang "ilegal" serta "tak manusiawi".

"Langkah Trump itu merupakan sebuah bentuk pengakuan bahwa AS memang sengaja menargetkan warga biasa," kecam Zarif dalam kicauannya di Twitter.

Penguatan posisi Gedung Putih muncul setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan tidak ada perundingan dengan AS di "segala level".

"Saya berharap kami tidak perlu melalui perang lain," kata Duta Besar Saudi untuk Inggris, Pangeran Khalid bin Bandar, kepada BBC.

Dia menuturkan hampir pasti serangan itu didalangi oleh Iran. Tetapi mereka tidak ingin bergerak terlalu cepat karena tak ingin menimbulkan keributan.

Baca juga: Arab Saudi Tuding Iran Dalang Serangan ke Kilang Minyak Aramco

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com