WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kandidat presiden AS Joe Biden menuduh komentar Presiden Donald Tragedi telah memicu penembakan massal, dan menyebutnya sebagai "lidah beracun".
Berdasarkan kutipan pidato yang hendak disampaikannya di Burlington, Iowa, dan bocor ke media, Biden menyebut Trump telah memberi keberanian pada kaum supremasi kulit putih.
"Sudah jelas baik dalam bahasa maupun sikapnya, Presiden Trump telah membakar semangat kaum supremasi kulit putih di negara ini," kata Joe Biden dikutip Reuters Rabu (7/8/2019).
Baca juga: Dituding Jadi Salah Satu Penyebab Penembakan Massal, Trump Diminta Tak Kunjungi El Paso
Rivalnya dalam pemilihan capres Partai Demokrat, Cory Booker, berencana untuk memberikan pidato tentang kekerasan bersenjata dan nasionalisme putih di Carolina Selatan.
Rencananya, dia bakal berpidato di Gereja Episkopal Metodis Afrika Emanuel, lokasi penembakan massal 17 Juni 2015 ketika pemuda 21 tahun bernama Dylann Roof membunuh sembilan orang jemaat.
"Tindakan kebencian ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Mereka dipanen hanya setelah mereka ditanam," demikian kutipan dari naskah pidato Booker yang hendak dibawakan.
Cuplikan pidato mereka muncul setelah Trump dalam pidato kenegaraannya mengajak publik AS untuk mengutuk rasisme, kefanatikan, dan supremasi kulit putih.
Pidato itu terjadi setelah dua penembakan massal yang terjadi kurang dari 24 jam di dua negara bagian sepanjang akhir pekan, dengan 31 orang tewas.
Penembakan pertama terjadi di Walmart El Paso, Texas, ketika Patrick Crusius menyerang pada Sabtu pagi (3/8/2019). 22 orang tewas karena perbuatannya.
Sekitar 13 jam kemudian, Connor Betts menembaki kawasan hiburan malam populer di Dayton, Ohio, dengan sembilan orang tewas. Dia sendiri ditembak mati oleh polisi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.