BEIJING, KOMPAS.com - Seorang pembelot Korea Utara ( Korut) kisahkan pengalamannya ketika dijual sebagai budak seks di China sebelum mereka bisa melarikan diri.
Lee, yang namanya sudah diganti, mengklaim selama lima tahun di dan perempuan yang lainnya disekap di sebuah apartemen kecil di sebelah timur laut China.
Sosok "broker" yang dia percayai untuk merencanakan kaburnya mereka dari Korut malah menjual kelompok perempuan itu kepada operator seks siber.
Baca juga: Bos Budak Seks ISIS Bantu CIA Temukan Lokasi Persembunyian Baghdadi
Dilansir CNN via Daily Mirror Senin (10/6/2019) berdasarkan Inisiatif Masa Depan Korea (KFI), perempuan Korut kerap diperbudak di sebuah rumah bordil.
Mereka juga dilaporkan dijual untuk menjalani pernikahan paksa, atau dipaksa berbuat tak senonoh di depan webcam di kota satelit dekat dengan perbatasan China-Korut.
Lee menceritakan bagaimana kehidupannya di negara komunis itu di mana dia mempunyai bahan makanan yang cukup. Bahkan berat dan gandumnya terpaksa disimpan di garasi.
Namun orangtuanya sangatlah kaku. "Saya diharuskan untuk pulang sebelum gelap. Mereka juga tidak mengizinkan saya untuk belajar kedokteran," terang Lee.
Sempat berdebat dengan orangtuanya, dia pun memutuskan kabur ke China dan bertemu seseorang yang menjanjikan bakal mencarikannya pekerjaan di restoran.
Dia pun bersama delapan perempuan lainnya menyeberangi Sungai Tumen di China. Namun nyatanya tidak ada pekerjaan bagi mereka. Janji itu pun adalah jebakan.
Si "broker" menjual Lee kepada seorang operator ruang obrolan seks siber sebesar 30.000 yuan, atau sekitar Rp 61,7 juta. Dia terkejut ketika mengetahui yang sebenarnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan