Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Gadis Sembelit karena Mutiara "Bubble Tea" | Jenderal China kepada AS

Kompas.com - 08/06/2019, 12:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menyatakan negaranya siap berdiskusi dengan Amerika Serikat (AS). Namun juga siap jika terjadi ketegangan.

Pernyataan itu dilontarkan Wei di tengah ketegangan karena perang dagang maupun keluhan China bahwa AS sering mengirim kapal perang di Laut China Selatan.

Pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus dilaporkan mengizinkan dilakukan perubahan dalam kalimat Doa Bapa Kami setelah merasa tak nyaman dengan terjemahan sebelumnya.

Pernyataan Wei dan kabar dari Vatikan itu terangkum dalam kabar dari berbagai penjuru dunia selama satu pekan mulai Senin (3/6/2019) hingga Sabtu (8/6/2019).

1. Inggris Kerja Sama dengan Huawei, Trump: Harus Sangat Berhati-hati
Presiden AS Donald Trump memperingatkan kepada Inggris agar berhati-hati melibatkan raksasa teknologi China, Huawei, dalam kerja sama jaringan 5G.

Pernyataan Trump itu sekaligus menjawab laporan yang menyebut Inggris berencana untuk memberikan peran terbatas kepada Huawei dalam pengembangan jaringan 5G di negara tersebut.

Berita selengkapnya klik tautan di sini.

2. Jenderal China kepada AS: Jika Mereka Ingin Berkelahi, Kami Siap
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menegaskan, negaranya siap berunding maupun terlibat ketegangan dengan AS.

Selain perang dagang, dia juga menyoroti ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, salah satu yang menjadi pembahasan adalah sengketa Laut China Selatan antara China dengan negara seperti Filipina.

Berita selengkapnya klik tautan di sini.

3. Paus Fransiskus Izinkan Perubahan dalam Kalimat Doa Bapa Kami
Pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus dilaporkan mengizinkan adanya perubahan dalam kalimat Lord's Prayer, atau dikenal juga sebagai Doa Bapa Kami.

Perubahan itu terjadi Sidang Umum Konferensi Episkopal yang diadakan di Italia pada 22 Mei.

Berita selengkapnya klik tautan di sini.

4. Krisis Sudan, Puluhan Mayat Demonstran Bergelimpangan di Sungai Nil
Sebanyak 40 mayat diambil dari Sungai Nil yang berada di Khartoum, Sudan. Aktivitis oposisi menyebut, puluhan jenazah tersebut merupakan korban tindakan keras terhadap aksi demonstrasi pro-demokrasi.

Dokter dari oposisi menyebut mayat-mayat yang berada di sungai merupakan bagian dari 100 orang yang diyakini tewas.

Mereka kehilangan nyawa akibat serangan pasukan keamanan terhadap kamp protes pada Senin (3/6/2019). Para demonstran telah menduduki suatu area di luar markas tentara selama berminggu-minggu.

Keterangan lengkap dokter itu bisa Anda baca di sini.

5. Perkosa 25 Gadis Muda, Pengusaha Ini Dieksekusi Mati
Seorang pengusaha di China dilaporkan telah dieksekusi mati setelah terbukti bersalah memperkosa 25 gadis dalam dua tahun terakhir.

Eksekusi terhadap Zhao Zhiyong merupakan perkembangan terbaru dalam kasus yang melibatkan lebih dari 30 korban yang berusia muda di empat SMP Weishi County.

Rerdapat 14 bocah yang berusia di bawah 14 tahun yang menjadi korban dari pengusaha berusia 49 tahun itu.

Berita selengkapnya klik tautan di sini.

6. Gara-gara Mutiara "Bubble Tea", Gadis di China Alami Sembelit 5 Hari
Seorang remaja 14 tahun di China dilaporkan harus mendapat perawatan intensif setelah mengalami masalah di perutnya selama lima hari.

Berdasarkan pemberitaan media lokal, gadis yang tinggal di Provinsi Zhejiang itu mengeluh mengalami sembelit, tidak bisa makan dan terus-menerus sakit perut.

Dia pun dibawa ke rumah sakit di mana dokter melakukan pemeriksaan. Bagaimana hasilnya? Anda bisa membacanya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com