Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Murid di Lebanon Belajar Menyelamatkan Diri dari Perang dan Bencana

Kompas.com - 09/05/2019, 21:37 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Reuters

TRIPOLI, KOMPAS.com - Para murid sekolah Takmiliyat Al Kobba di Tripoli, Lebanon utara, harus mempertaruhkan hidup mereka dalam hujan peluru.

Mereka harus berlari menuruni tangga terbuka di sekolah berharap dapat menyelamatkan nyawa. Namun, tidak semua murid berhasil.

Seorang murid bernama Mekdad Dergham (8) terbunuh saat berupaya meninggalkan sekolahnya pada 2010.

Baca juga: Dituduh Jadi Mata-mata Israel, Pria Lebanon-Kanada Ditahan

"Anak ini seharusnya menuruni tangga untuk pulang sekolah, tapi dia tidak pernah sampai. Peluru lebih cepat daripada dia," ujar kepala sekolah Raghida Abdel El Hamid Chamsin kepada Reuters.

Sekarang sekolah itu bekerja sama dengan Palang Merah Lebanon (LRC) untuk melatih anak-anak tentang cara tetap aman selama konflik dan bencana.

Di Lebanon, perang di Suriah yang meleus pada 2011 telah memicu ketidakstabilan terbutuk di negara tersebut sejak peranag saudara pada 1975-1990.

Beberapa pertempuran terjadi seperti di Tripoli, kota terbesar Lebanon, yang menyebabkan ratusan orang tewas dan terluka.

Selain berjuang mengatasi konflik, 6 juta warga Lebanon juga menghadapi ganasnya bencana alam. Negara itu dilintasi tiga garis patahan gempa bumi yang besar.

Sejumlah bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan badai juga melanda Lebanon.

Beberapa pekerjaan terkait manajemen risiko bencana nasional telah diupayakan, sementara sekolah juga menjadi titik fokus lain.

Pemerintah kini mengembangkan materi pendidikan seperti permainan papan untuk anak usia 9-15 tahun untuk mempelajari langkah menghadapi bencana.

Sementara selama latihan menghadapi konflik bersenjata, murid-murid dengan cepat melakukan evakuasi dari ruang kelas dan berlindung di ruang teater sekolah.

Meski pertempuran telah mereda di Tripoli dalam beberapa tahun terakhir, tembakan serupa masih terdengar di sekitar 200 sekolah pemerintah selama simulasi.

Baca juga: Ngantor Naik Sepeda dan Skuter, Anggota Parlemen Lebanon Jadi Perhatian

"Saya merasa takut. Tapi ketika saya memikirkan langkah-langkah yang harus dilakukan, rasa takut berkurang karena saya tahu bagaimana melindungi diri saya," ujar Amal Ibrahim, seorang murid usia 14 tahun.

Manajer proyek LRC Kassem Chaalan mengatakan, kerabat murid juga diundang untuk belajar simulasi penyelamatan.

"Dalam penelitian kami, sejumlah ekamtian dan cedera disebabkan ketika berupaya melarikan diri atau menyelamatkan orang lain," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com