KOLOMBO, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Lanka Mangala Samaraweera, Jumat (26/4/2019) mengatakan, akibat bom Minggu Paskah negeri itu bisa kehilangan 1,5 miliar dolar atau lebih dari Rp 21 triliun dari sektor pariwisata.
"Turisme adalah sektor yang paling terdampak akibat tragedi ini. Kami memperkirakan terjadi penurunan hingga 30 persen atau 1,5 miliar dollar AS," ujar Samaraweera.
Samaraweera mengatakan, untuk memulihkan sektor pariwisata seperti sedia kala dibutuhkan waktu setidaknya dua tahun.
Baca juga: Tragedi Ledakan Bom Sri Lanka, Polisi Buru 140 Orang Terduga Anggota ISIS
Pemerintah Sri Lanka menuding kelompok militan lokal yang mendalangi pengeboman yang menewaskan 253 orang itu. Namun, ISIS kemudian mengklaim bertanggung jawab.
"Biasanya, negara-negara yang mengalami serangan ISIS mengalami penurunan angka wisatawan selama satu atau dua tahun," kata Samaraweera.
"Dengan catatan, selama akar masalah dan langkah-langkah pengamanan ditangani dengan baik," tambah dia.
Dia kemudian mengambil contoh Perancis, Belgia, Perancis, dan Tunisia yang pernah mengalami serangan teror ISIS.
Negara-negara itu, ujar Samaraweera, berhasil memulihkan sektor pariwisata mereka yang sempat menurun dalam waktu singkat.
Samaraweera menyebut, sektor pariwisata muncul sebagai kisah sukses Sri Lanka dalam meningkatkan perekonomiannya.
Serangan bom pada Minggu Paskah itu menghancurkan mimpi Sri Lanka untuk meraup 5 miliar dollar atau sekitar Rp 70 triliun dari pariwisata tahun ini.
Menurut data pemerintah, jumlah turis yang masuk ke Sri Lanka pada kuartal pertama tahun ini melonjak 4,6 persen atau 740.600 orang dibanding tahun lalu.
India, Inggris, dan China merupakan penyumpang wisatawan terbanyak untuk Sri Lanka yang dikenal dengan pantai tropis dan perkebunan tehnya yang indah.
Baca juga: Polisi Sri Lanka Salah Pasang Foto Aktivis Muslim AS sebagai Tersangka Pemboman
Industri pariwisata pemerintah sedang kembali bangkit setelah hancur akibat perang saudara 37 tahun dengan separatis Tamil yang menewaskan 100.000 orang.
Namun, selama satu dekade terakhir tidak ada kekerasan di Sri Lanka yang berdampak kepada para wisatawan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.