Sedangkan sekitar 99 startup lainnya mendapat kesempatan tampil di atas panggung dan langsung mendapatkan umpan balik dari panel investor.
Dari ribuan pengunjung itu, Super Tempe mencuri perhatian investor. Rata-rata pengunjung menyukai rasa dan tekstur unik tempe.
“Kami bawa contoh produk olahan tempe yang digoreng dengan tepung. Apalagi masyarakat Swedia banyak yang vegan dan vegetarian tempe, jadi cocok banget jadi varian makanan mereka,” tutur Izzan Fathurrahman, mahasiswa pascasarjana bidang Development Studies.
Selain mempopulerkan tempe, tim mahasiswa Universitas Lund itu juga memperoleh kesempatan untuk memperluas jejaring bisnis.
“Tadi ada tawaran dari Sweden Food Tech, semacam komunitas pengusaha yang fokus pada teknologi pangan,” kata dia.
Ke depannya, Izzan dan kawan-kawannya mulai menargetkan realisasi produksi tempe dalam skala besar.
Peluang kerja sama pun terbuka lebar dari pemerintah kota Uppsala yang telah mewajibkan sekolah-sekolah agar menyediakan makanan vegetarian.
Baca juga: Kata Orang Luar Negeri tentang Tempe
Begitu juga dari aspek pengembangan riset untuk nutrisi dan varian rasa. Tim Super Tempe juga bercita-cita agar berfokus pada pengembangan kapang atau mycelium yang bermanfaat baik bagi otak.
“Tempe ini peminatnya sangat banyak di Swedia, namun masih impor dari negara lain seperti Belanda. Dengan diproduksi di sini, kami ingin mengurangi rantai pasok,” kata Cynthia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.