BAGHOUZ, KOMPAS.com - Asmar al-Bahr tidak bisa melupakan ketika mayat-mayat bergelimpangan di Baghouz, desa yang terletak di timur Suriah, dan juga setumpuk senjata.
Di desa itulah, berlangsung pertempuran terakhir antara Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
SDF yang ditopang oleh koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) telah memukul mundur ISIS di permukiman utama mereka.
Baca juga: Deklarasi Kemenangan atas ISIS Mungkin Terjadi Akhir Maret
Kini, ISIS bertahan di sebuah kawasan kecil tepi Sungai Eufrat dalam pertempuran yang kemungkinan bakal berakhir pada akhir Maret itu.
Bahr adalah fotografer SDF yang mengunjungi Baghouz Selasa (19/3/2019). Beberapa jam setelah baku tembak yang berlangsung pada malam sebelumnya.
"Saya berbicara dengan sejumlah anggota Daesh," ujar Bahr merujuk akronim Arab ISIS, sebagaimana diwartakan Al Jazeera Jumat (22/3/2019).
Dalam penuturan Bahr, anggota ISIS itu ada yang berasal dari negara lain seperti Rusia, Swedia, maupun Jerman. Para anggota ISIS itu sudah berjanji tidak akan menyerah.
"Ada juga anggota ISIS yang menyatakan penyesalan sudah bergabung. Namun karena tidak semudah itu kabur, maka mereka terpaksa bertahan," lanjut Bahr.
Pada 9 Februari, SDF kembali memulai operasi untuk merebut desa di Provinsi Deir Ezzor, dekst perbatasan Suriah dan Irak itu.
Sejak saat itu, setiap jam terdapat perkembangan gempuran yang dilakukan SDF, ditambah serangan udara koalisi AS, membuat ISIS tersudut.
Namun Bahr menegaskan SDF masih belum memperoleh kemenangan total. Pasalnya ISIS masih menguasai kawasan kecil dekat Sungai Eufrat.
Selain itu, SDF masih melakukan penyisiran untuk membersihkan ranjau, perangkap, maupun menemukan terowongan yang dipakai ISIS bersembunyi.
"Pembebasan Baghouz baru diumumkan setelah terjadi transfer senjata sepenuhnya atau hingga SDF menyatakan daerah itu sudah aman," papar Bahr.
Baca juga: Saat Kami Selesai, Kami Akan Umumkan Pembebasan Baghouz dari ISIS
Ketika operasi pertama kali dilaksanakan, sempat terjadi beberapa kali penudaan untuk memberi kesempatan bagi warga untuk mengungsi dari Baghouz.
Terdapat sedikitnya 60.000 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, ditampung di kamp pengungsian al-Hawl yang berlokasi di Hasakah, timur laut Suriah.
Sementara ada ribuan terduga anggota ISIS yang memilih meletakkan senjata. Mereka yang masih bertahan di Baghouz diyakini anggota garis keras.
Selain itu terdapat juga rumor bahwa penundaan tersebut disebabkan adanya negosiasi antara SDF dengan ISIS terkait tawanan baik negara Barat hingga Kurdi.
Ahmad Sultan Abu Araj, wakil komandan Jaish al-Thwar, kontingen Arab di SDF mengaku belum menerima informasi akan adanya sandera.
"Kami belum mengetahui di mana mereka berada. Mungkin saja disekap para pemimpin ISIS di gurun. Mungkin juga mereka sudah tewas," tukas Araj.
Baca juga: SDF Tegaskan Pertempuran Terakhir Lawan ISIS Belum Selesai
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.