Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2019, 16:03 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Departemen keamanan Publik provinsi Jilin, China, berkomitmen untuk memerangi pengemudi mobil yang mabuk pada tahun.

Untuk mewujudkan target itu, polisi lalu lintas setempat akan segera mengadopsi teknologi pengenal wajah untuk menangkap pengemudi mabuk di jalan raya yang padat.

Laporan dari Daily Mail, Kamis (7/3/2019), polisi kini sedang mengembangkan kamera pengawas dengan teknologi pengenal wajah high-definition.

Baca juga: Demi Atasi Polusi Udara, Korsel Ingin Kerja Sama dengan China Bikin Hujan Buatan

Kamera akan mengidentifikasi karakteristik wajah pengemudi mabuk, dilihat dari wajah yang memerah, napas, anggukan, dan menguap.

Gambar yang diambil pada CCTV kemudian akan dikirim ke petugas patroli. Selanjutnya, mereka akan mencegat pengemudi tersebut untuk penyelidikan lebih lanjut.

Para ahli dan departemen kepolisian lalu lintas sedang mengeksplorasi pola fisiologis pada pengemudi yang mabuk.

"Kamera pengawas dengan teknologi pengenalan wajah definisi timggi akan dapat mengetahui apakah pengemudi telah mengonsumsi alkohol dilihat dari wajah mereka," demikian laporan Xinhua.

Setelah pengemudi yang diduga mabuk telah diidentifikasi, petugas akan menerima data kendaraan orang itu, termasuk nomor plat dan model kendaraan.

Polisi akan mendekati pengemudi dan melakukan tes pernapasan.

Sebagai informasi, pihak berwenang setempat telah menangani lebih dari 35.300 kasus pengemudi mabuk sepanjang tahun lalu.

Mabuk menjadi salah satu faktor penyebab paling umum kecelakaan lalu lintas di China. Pada 2018, sebanyak 17.264 pengendara dilarang mengemudi seumur hidup.

Baca juga: Ramuan Keabadian Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Makam China Kuno

Dari jumlah itu, 5.149 orang ditangkap karena mabuk saat mengemudi sehingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Ada 170 juta kamera CCTV yang tersebar di seluruh "Negeri Tirai Bambu". Jumlah itu akan meningkat, dnegan rencana pemasangan 400 juta kamera pengawas baru dalam dua tahun ke depan.

China berupaya membangun sistem pengawasan digital dengan mengumpulkan data biometrik penduduk, mulai dari foto, iris, hingga sidik jari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com