PYONGYANG, KOMPAS.com - Tidak ada kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam.
Hasil dari pertemuan selama dua hari hingga Kamis (28/2/2019) itu menjadi pemberitaan media seluruh dunia, tak terkecuali di Korut.
Baca juga: Trump: Kim Jong Un Tak Tahu soal Penyiksaan Mahasiswa AS di Korut
Namun seperti diberitakan The Guardian Jumat (1/3/2019), media negara komunis itu cenderung menyikapi hasil pertemuan dengan nada positif.
Seperti misalnya kantor berita KCNA yang menulis kedua negara terus memperdalam "kepercayaan dan rasa hormat", serta pertemuan itu "memberi dampak signifikan".
Kantor berita yang berdiri pada 5 Desember 1946 itu menyebut Kim dan Trump saling bertukar opini yang sangat membangun serta bersifat pribadi.
"Fakta itu membuka era baru peningkatan relasi AS dan Republik Demokratik Rakyat Korea (nama resmi Korut) secara berkesinambungan," ulas KCNA.
How did North Korea cover the unexpected end to yesterday’s #HanoiSummit?
The meeting dominates the first two pages of the Rodong Sinmun, which gave a largely positive review, calling it an event of “great significance in building mutual trust.” https://t.co/c0AvaHxcVy pic.twitter.com/PD1oQsnyM4
— NK NEWS (@nknewsorg) March 1, 2019
Harian resmi Partai Buruh Rodong Sinmun mengabadikan pertemuan di Hotel Metropole Hanoi itu dalam dua halaman penuh dan menampilkan foto-foto kedua pemimpin.
Pemberitaan tersebut jauh berbeda jika dibandingkan liputan media negara tetangga Korea Selatan (Korsel) JoongAng Daily, misalnya.
JoongAng mendeskripsikan tidak adanya kesepakatan selama dua hari pertemuan sebagai "sangat mengejutkan", dan bisa berdampak kepada proses perdamaian Semenanjung Korea.
Dalam sebuah editorial, Seoul berharap AS bersedia mencabut sebagian sanksi supaya bisa memulai proyek pariwisata dan ekonomi bersama Pyongyang.
"Namun, yang ditegaskan dalam kenyataan ini adalah tidak kesepakatan masih lebih baik daripada kesepakatan yang dihasilkan buruk," ulas JoongAng.
Harian yang berlokasi di Seoul itu menjelaskan, jika Korut hanya menawarkan penghancuran fasilitas nuklir di Yongbyon, Korut bakal mempertahankan statusnya sebagai negara nuklir.
Lagipula, pemberitaan media Korut tak menampilkan komentar Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho merespon konferensi pers Trump.
Dalam jumpa pers di Hanoi, Ri mengungkapkan Korut hanya meminta Washington bersedia melepaskan sebagian sanksi yang mereka derita.
Sebagai gantinya, Pyongyang bersedia untuk melenyapkan situs Yong sekaligus menghentikan pengayaan uranium serta plutonium.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal KTT Trump-Kim Jong Un di Hanoi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.