"Di wilayah RD Kongo ini memiliki sejarah panjang kekerasan seks dan eksploitasi terhadap perempuan. Meski mengejutkan, isu ini bisa diantisipasi," ujar Helderman.
"Para pekerja kemanusiaan harus mempersiapkan diri untuk mencegah hal-hal ini terjadi di lapangan," tambah dia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RD Kongo meminta warga melapor jika menemukan layanan vaksin Ebola yang berbayar.
Baca juga: Perangi Ebola, Kongo Gunakan Vaksin Eksperimental dan Strategi Cincin
Kementerian juga menanggapi serius isu vaksin Ebola ditukar layanan seks dan menyarankan para perempuan diminta hanya menemui para petugas yang mengenakan lambang resmi negara.
Sejak Agustus tahun lalu, telah terjadi 811 kasus Ebola di RD Kongo dengan korban meninggal dunia mencapai 510 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.