Samuel berujar dia mulai mendapat pemahaman tentang anti-natalitas ketika berusia lima tahun. Saat itu, dia tidak ingin ke sekolah.
Namun ayahnya terus memaksanya. Pada saat itulah, Samuel mengingat dia sempat mengatakan mengapa orangtuanya harus mempunyai dia.
"Ayah saya tidak mampu menjawabnya. Mungkin jika dia punya, saya tidak akan memilih jalan ini," ujar Samuel kembali.
Lebih lanjut, meski merupakan orangtuanya, ayah dan ibu Samuel merupakan pengacara. Bahkan, mereka sudah berjanji tidak akan menahan diri kepada anaknya.
"Ibu saya sampai mengatakan bakal menghancurkan saya di persidangan. Saat ini saya sedang mencari pengacara, namun belum berhasil," ungkapnya.
Dia mengaku keyakinannya mendapat beragam respon. Dari mulai dukungan hingga kecaman supaya Samuel membunuh dirinya sendiri.
"Saya tidak ingin dilahirkan. Saya bukannya tidak bahagia. Hanya saja saya tidak ingin berada dunia ini," pungkas Samuel.
Baca juga: Bayi yang Dibuang R Dilahirkan di Kamar Mandi Majikannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.