BEIJING, KOMPAS.com - Perusahaan restoran cepat saji McDonald's meminta maaf kepada China terkait dengan iklan terbarunya karena dianggap mendukung kemerdekaan Taiwan.
Dalam iklan yang disiarkan pertama kali di Taiwan pada 6 Januari lalu, nampak data dalam kartu pelajar seorang siswi yang menunjukkan Taiwan sebagai negara.
Diwartakan South China Morning Post, Rabu (23/1/2019), permintaan maaf itu disampaikan setelah pengguna media sosial mengkritik iklan tersebut.
Baca juga: McDonalds Bakal Kurangi Penggunaan Antibiotik pada Daging Sapi
"Kewarganegaraannya seharusnya China. Kenapa itu Taiwan? Sebuah provinsi. Mohon ketahui tempat Anda," tulis warganet di WeChat.
"McDonald's membuat iklan ini dilihat untuk 1,3 miliar warga China, lalu apa artinya ini semua? Apa mereka mendukung kemerdekaan Taiwan?" tulis netizen lain.
Sebagian bahkan menyerukan aksi boikot terhadap jaringan restoran itu.
Atas kecaman dari warganet, manajemen McDonald's memutuskan untuk menyampaikan permohonan maaf melalui Weibo.
Dalam keterangannya, perusahaan mengklaim iklan tersebut disutradarai oleh agensi asal Taiwan. Pariwara tersebut juga telah dicabut dari peredaran.
McDonald's China expresses regret over ad incident in Taiwanhttps://t.co/3u7TFsyfmJ pic.twitter.com/jQy4Trtm2G
— Focus Taiwan (@Focus_Taiwan) 19 Januari 2019
"Agensi periklanan gagal melakukan pemeriksaan latar belakang yang ketat pada video dan menyebabkan kesalahpahaman. Kami sangat menyesalkan ini terjadi," demikian pernyataan manajemen McDonald's, seperti dikutip dari Daily Mail.
"Kami selalu mendukung kebijakan satu-China dan bertekad untuk terus menegakkan kedaulatan serta integritas teritorial China," imbuhnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.