Richelle telah meminta relokasi sejak Januari 2014, dan sejak saat itu dia masih menunggu kepastian. Selama menunggu, dia harus tinggal di gubuk bersama saudara perempuan dan keenam anaknya.
Memang, rumah-rumah yang disiapkan masih belum teraliri listrik serta air, sehingga belum layak untuk dihuni. Bahkan NHA mengakui rumah-rumah tersebut berada di bawah standar.
Richelle mengaku dirinya kesusahan bertahan hidup, apalagi dia satu-satunya yang harus menghidupi keluarganya. Dia berkata, “Dulu sebelum badai, saya bisa dapat 120 peso per hari dengan berjualan di pasar. Setelah badai, pemerintah hanya memberi tiga kilogram beras dan enam makanan kaleng, selain itu kami belum mendapat apa-apa lagi.”
Walau demikian, pemerintah terus mengumbar janji. Juru bicara Kepresidenan Salvador Panelo menyatakan semua perumahan bagi pengungsi akan selesai dalam jangka setahun sampai dua tahun ke depan.
Namun, sama seperti sebelumnya, hanya waktu yang akan memberitahu. “Saya hanya ingin pindah ke tempat yang lebih layak, kami tidak bisa hidup seperti ini terus. Itu yang saya butuhkan demi kebaikan anak-anak saya,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.