Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia Lebih dari 70 Tahun, Ini 6 Fakta Menarik Senapan AK-47

Kompas.com - 13/11/2018, 17:48 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Dingin membawa pengaruh ke berbagai belahan dunia. Sejumlah negara khawatir jika teknologi nuklir digunakan dalam peperangan dan berdampak negatif terhadap mereka.

Sebenarnya, Perang Dingin tak pernah melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam aksi militer. Namun, kedua negara yang bersitegang memiliki senjata nuklir yang dapat menyebabkan kehancuran besar.

Di sisi lain, pengembangan senjata api nonnuklir juga tetap dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi pecahnya perang darat.

Saat itu juga, senapan serbu pertama lahir dari tangan mantan komandan perang, yaitu Mikhail Timofeyevich Kalashnikov

Senapan serbu yang dikenal dengan nama "AK-47" ini memiliki desain yang simpel dan akhirnya banyak digunakan sipil maupun militer di belahan dunia.

Berikut beberapa fakta menarik mengenai penemuan AK-47:

1. Ditemukan prajurit yang terluka

Mikhail Kalashnikov lahir di sebuah keluarga petani di Rusia selatan pada 1919. Sebagai seorang anak laki-laki, ia ingin menjadi seorang penyair, tetapi seperti kebanyakan orang di Uni Soviet, ia malah menjadi tentara.

Kalashnikov naik pangkat untuk menjadi komandan tank sampai dia terluka saat melawan Nazi Jerman di Pertempuran Bryansk pada 1941. Dia mengambil cuti enam bulan. Pada masa cuti itulah dia mendapatkan pemikiran soal versi pertama AK-47.

Atasan Kalashnikov yang melihat bakatnya mendorong karyanya. Pada 1945, rancangan Kalashnikov sudah dibuatkan prototipe untuk kompetisi. Desain itu kemudian direkomendasikan untuk tentara Rusia merupakan rancangan versi 1947.

Setahun kemudian, Kalashnikov ditugaskan ke pabrik senjata Izmash di Izhevsk, pabrik yang sudah dikenal sejak masa kekaisaran. Dia ditugaskan di bagian produksi senjata.

Baca: Monumen Kalashnikov, Penghormataan untuk Perancang Senapan AK-47

2. Nama AK-47

Senjata ini dinamakan "AK-47" yang merupakan akronim dari "Avtomat Kalashnikova". Nama ini merujuk pada Kalashnikov, yang merupakan desainer senjata api itu.

Sedangkan 47 merujuk tahun 1947, saat kantor teknis di Kovrov, sebuah kota di sebelah timur Moskow, menyelesaikan prototipe senjata ini.

Senapan ini mempunyai ukuran kecil dengan jangkauan yang pendek. Peluru yang digunakan adalah kaliber 7,62 x 39 mm.

Banyak anggapan bahwa senapan ini hampir mirip dengan senapan StG44 buatan Jerman. Namun, Kalashnikov menampiknya.

Michael Kalashnikov dan senjata varian modern AK-47 yang dia rancang. Kalashnikov meninggal pada usia 94 tahun, Senin (23/12/2013) waktu setempat. Gambar ini diambil pada 15 April 2006.MAXIM MARMUR/AFP Michael Kalashnikov dan senjata varian modern AK-47 yang dia rancang. Kalashnikov meninggal pada usia 94 tahun, Senin (23/12/2013) waktu setempat. Gambar ini diambil pada 15 April 2006.

3. Penemu AK-47 tak dapat untung

Meski terdapat lebih dari 100 juta senapan serbu AK-47 yang beredar di seluruh dunia ini tidak membuat Mikhail Kalashnikov jadi orang kaya.

Fakta ini jauh seperti yang didapatkan Eugene Stoner, penemu senapan serbu M16 Amerika, yang menjadi kaya.

Negara-negara komunis tidak memiliki hak paten. Hingga keruntuhan Uni Soviet pada 1991, Kalashnikov hanyalah seorang karyawan negara di Uni Soviet.

"Karier saya telah didedikasikan untuk negara saya," ucap Kalashnikov.

Meski Soviet memberikan gelar pahlawan, pada 1932, Kalashnikov dan keluarga pernah mendapat kecaman dari polisi khusus di era Joseph Stalin dan diasingkan ke Siberia.

4. Banyak digunakan di seluruh dunia

Karena mudah diproduksi, banyak negara yang mengembangkan senjata AK-47 setelah mendapatkan lisensi pembuatan.

AK-48 menjadi dasar berbagai senjata derivatif seperti Finlandia Rk 62, Galil Israel, dan Cina Norinco Tipe 86S.

Pada periode 1970-an, keluarga senjata AK-47 tetap digunakan militer secara luas dengan negara-negara lain. Karena senjata itu mudah dipelajari, dioperasikan, dan diperbaiki, AK-47 dianggap alat yang efektif untuk tentara non-profesional dan kelompok milisi.

Selain militer profesional, AK-47 telah dimanfaatkan oleh berbagai kelompok perlawanan dan revolusioner termasuk Viet Cong, milisi Sandinista di Nikaragua, dan kelompok Taliban di Afghanistan. AK-47 juga telah dimanfaatkan oleh organisasi kejahatan dan teroris.

Baca juga: 13 November 1947, Senapan Serbu Pertama AK-47 Berhasil Dikembangkan

Senapan AK-47Thinkstockphotos.com Senapan AK-47

5. Mikhail Kalashnikov merasa berdosa

Mikhail Kalashnikov mengaku menanggung beban dosa selama hidupnya. Menjelang akhir hayatnya, Kalashnikov yang menganut Kristen Ortodoks mengaku takut berdosa atas kematian semua orang yang diakibatkan senjata ciptaannya itu.

Sebelum meninggal, dia menulis surat yang berisi penyesalannya karena telah menciptakan senjata tersebut. Ribuan nyawa melayang berkat penciptaan senjata serbu pertama tersebut.

Surat yang diketik di atas kertas surat pribadi Kalashnikov tersebut ditandangani langsung pria yang menyebut dirinya "budak" Tuhan itu.

Sekretaris Pers Patriakh Kirill, Alexander Volkov mengatakan, Gereja Ortodoks Rusia memang telah menerima surat dari Kalashnikov itu dan sudah membalasnya secara pribadi.

Kalashnikov, yang pemakamannya dihadiri Presiden Vladimir Putin, menciptakan sebuah senapan serbu yang sederhana dan terbukti tangguh saat digunakan Tentara Merah.

Kini, AK-47 merupakan senjata serbu yang paling banyak diproduksi di dunia secara legal maupun ilegal.

6. Dijual relatif murah

Senjata Kalashnikov memang simpel. Beratnya pada awal sekitar 4,3 kilogram. Namun, kini dibuat versi dengan berat hanya 3,6 kilogram.

Itu sebabnya banyak anak-anak anggota kelompok bersenjata dengan enteng menyandang AK-47. Harga AK-47 juga relatif murah, bisa diperoleh dengan 125 dollar AS atau Rp 1,25 juta di pasar gelap.

Izhmash, produsen AK-47 di Rusia, mengaku, senjata AK-47 yang dipalsu diproduksi di Bulgaria, China, Polandia, dan AS. Aksi pemalsuan ini membuat Izhmash merugi hingga 360 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun per tahun.

Senapan AK-47 dikenal luas karena biaya produksinya yang rendah dan kemampuannya di kondisi ekstrem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com