KOMPAS.com - Hari ini 60 tahun yang lalu, tepatnya pada 1 Oktober 1958, Badan Penerbangan dan Antariksa milik Pemerintah Amerika Serikat mulai beroperasi.
Badan yang bernama NASA (National Aeronautics and Space Administration) memulai debutnya untuk memulai penelitian luar angkasa.
Sebagai inisiator, Presiden AS Dwight D Eisenhower menginginkan sebuah orientasi kepada sipil dalam pengembangan teknologi dan aplikasi ilmu ruang angkasa. Presiden menekankan ini tanpa adanya sentuhan dari pihak militer.
Sampai saat ini, penelitian NASA telah membuat kemajuan besar dalam penerbangan, membantu mengembangkan industri ruang angkasa komersial.
Sebuah satelit pertama buatan Soviet (Sputnik 1) mampu menjadi perhatian dunia. Kesuksesan itu membuat negara pesaingnya, Amerika Serikat, berusaha untuk mengembangkan misi untuk mengembangkan roket dan luar angkasa.
Dilansir dari situs NASA, pada 12 Januari 1958, Kongres AS mendesak untuk segera bisa merealisasikan rencana itu. Presiden Eisenhower akhirnya menyetujui rencana tersebut dengan menujuk NACA ( National Advisory Committee for Aeronautics) untuk mengembangkan riset luar angkasa.
Lembaga ini akan melakukan kegiatannya terbebas dari sentuhan militer dan fokus kepada orang sipil.
NACA yang sebelumnya diberikan kewenangan untuk mengelola proyek itu akhirnya bergabung dalam NASA baik itu anggaran, karyawan dan laboratorium sebelumnya yang telah dikembangkan.
Pada 1 Oktober 1958, NASA mulai mengembangkan proyeknya dan mulai beroperasi. Program pertama NASA adalah Proyek Mercury, sebuah upaya untuk mengetahui apakah manusia dapat bertahan hidup di luar angkasa.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan