KOMPAS.com - Rumor lewat aplikasi percakapan, Whatsapp (WA) membangkitkan ketakutan warga Rainpada, India, mengenai penculikan anak.
Kemudian, seorang penambang di wilayah Australia Barat berhasil menemukan sebuah tambang berisi emas senilai 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 148,7 miliar.
Kedua artikel tersebut masuk dalam barisan berita populer kanal internasional sepanjang Selasa (11/9/2018) hingga Rabu (12/9/2018) pagi.
Berikut rangkuman empat berita seputar perkembangan dunia untuk mengisi pagi Anda:
LIMA orang pengelana dibantai dengan brutal di Rainpada, sebuah dusun kecil terpencil di India. Mereka mati sia-sia oleh orang-orang kampung yang terpancing provokasi lewat whatsapp (WA) tentang merajalelanya penculikan anak.
Warga terpancing, terprovokasi, terbakar dan jadi amuk gelap mata, membantai musafir asing yang sedang lewat di dusun tersebut.
Otoritas India meminta WA mengembangkan tools yang bisa melacak siapa pengunggah pertama konten tertentu. Tetapi WA berkomitmen menjaga kerahasiaan pengunggah pertama.
Berita selengkapnya klik tautan di sini.
Ratusan koin emas kuno Romawi ditemukan di ruang bawah tanah Cressoni Theater di Como, Italia.
Awalnya gedung itu merupakan tetater yang diresmikan pada 1870, kemudian diubah menjadi bioskop hingga akhirnya tutup pada 1997.
Selanjutnya, bangunan bioskop dihancurkan untuk pembangunan permukiman mewah. Saat proses itulah, pekerja menemukan koin-koin emas.
Koin tersebut memiliki ukiran wajah kaisar Honorius, Valentinian III, Leon I, Antonio, dan Libio Severo.
Berita selengkapnya klik tautan di sini.
Henry Dole memulai eksplorasi di kawasan tambang Beta Hunt, sekitar 644 km dari Perth, Australia.
Setelah empat hari penggalian, dia menemukan bongkahan emas senilai 10 juta dollar AS, atau sekitar Rp 148,7 miliar.
Emas itu ditemukan di bebatuan yang membentuk kuarsa. Yang terbesar berbobot 95 kilogram, mengandung 2.400 ons emas, dan bernilai 3 juta dolar AS, atau Rp 44,6 miliar.
Berita selengkapnya klik tautan di sini.
Maskapai penerbangan nasional Sri Lanka harus mengalami masalah dengan presiden negara itu hanya karena beberapa butir kacang.
Pasalnya, Presiden Maithripala Sirisena mengeluhkan perjalanannya dengan menumpang maskapai Sri Lanka Airlines dari ibu kota Nepal, Kathmandu, ke Kolombo, pada pekan lalu.
Presiden mengaku disuguhi kacang mete yang tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Berita selengkapnya klik tautan di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.