Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Argentina Gerebek Sekolah Katolik Terkait Investigasi Pelecehan

Kompas.com - 07/09/2018, 05:04 WIB
Palupi Annisa Auliani

Editor

BUENOS AIRES, KOMPAS.com—Otoritas Argentina menggerebek sekolah Katolik untuk remaja tunarungu di Argentina, sebagai bagian investigasi atas dugaan pelecehan seksual terhadap anak-anak rentan (vulnerable children). 

Seperti dikutip dari Associated Press (AP), petugas kepolisian wilayah Buenos Aires menyebut polisi menyita arsip periode 1987-2018 dari Institut Antonio Pravolo di Lata Plata, Buenos Aires, Argentina. Petugas ini mensyaratkan anonimitas untuk pengungkapan detail penggerebekan itu.

Penggerebekan, kata petugas itu, diperintahkan oleh jaksa penuntut setempat, atas dugaan tindakan kriminal seksualitas. AP menyebut, pejabat Institut Provolo tidak dapat dihubungi meski permintaan komentar berulangkali dimintakan.

Skandal serupa juga diduga terjadi di sekolah lain dari Institut Provolo. Di Mendoza, Argentina, 20 anak mengatakan mereka telah mengalami pelecehan oleh lima orang, termasuk dua pastor yang disebutkan jelas namanya. Kelima orang itu ditahan pada 2016.

Sebelumnya, lusinan pelajar di institut yang sama di Italia mengaku juga mengalami pelecehan serupa, di antaranya diduga dilakukan oleh salah satu pastor yang belakangan ditangkap di Argentina.

Baca juga: Dituduh Diamkan Kasus Pelecehan Seksual, Begini Sikap Paus Fransiskus

Kasus terkait salah satu pastor tersebut sudah diketahui Vatikan setidaknya sejak 2009, ketika pelajar Institut Pravolo di Italia mengungkapkan skandal pelecehan itu ke publik dengan menyebutkan nama pelaku.

Vatikan memerintahkan investigasi dan menjatuhkan sanksi pada sejumlah pelaku yang disebutkan itu. Namun, salah satu pastor yang kemudian tertangkap di Argentina—meski juga disebut namanya—tidak dijatuhi hukuman saat di Italia. Keuskupan Verona meminta maaf kepada para murid institut di Italia pada 2012.

Nama pastor yang sama disebut lagi dengan dugaan pelecehan pada 2014 di Argentina dalam surat yang ditujukan kepada Paus dan Uskup Verona. Namun, lagi-lagi tak ada tindakan dari Vatikan untuknya pada saat itu.

Pada 2016, seorang pejabat Vatikan mengatakan Paus Fransiskus ingin meyakinkan para korban bahwa gereja akan mengambil langkah untuk melindungi anak-anak dan mencegah pelecehan seksual.

Tak seperti kasus Verona, kasus di Mendoza belum kadaluwarsa. Bila dugaan pelecehan seksual ini terbukti, hukuman penjara sampai 50 tahun dapat dijatuhkan untuk setiap putusan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com