Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Negeri Ini, Menjadi Polisi Sama dengan Menantang Maut

Kompas.com - 04/09/2018, 19:37 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

Tak lama kemudian Ashraf tiba di rumah sambil menggendong putrinya yang berusia satu tahun itu.

Para penyerang memaksa Ashraf masuk ke dapur sambil tetap menggendong anak bungsunya itu.

Ashraf tak mau melepaskan putrinya tetapi mereka memukuli pria itu dan mengambil bocah kecil itu.

"Kalian seperti saudara bagiku. Saya tidak pernah menyakiti siapa pun," ujar Ashraf kepada para penyerang.

Baca juga: Baku Tembak Pecah di Kashmir, Empat Terduga Pemberontak Tewas

Shehla, yang bisa mendengar semuanya dari ruang sebelah, mengatakan bahwa dia mendengar serentetan tembakan dan Ashraf tewas seketika.

"Mata putri saya yang tak berdosa menyaksikan kematian ayahnya," ujar Shehla.

Pembunuhan Ashraf Dar ini juga membuat sejumlah warga marah dan mempertanyakan aksi yang dilakukan pemberontak.

"Apakah polisi bukan warga Kashmir? Dengan membunuh polisi, pemberontak mencederai tujuan mereka sendiri," kata Abdul Gani Shah (88), warga desa Mutalhama, Kashmir.

Muhammad Aslam Chowdary, seorang perwira senior kepolisian, mengatakan bahwa dia merasa terus menjadi sasaran tak hanya saat mengenakan seragam tetapi juga saat berada di rumah.

"Terkadang, kami bahkan tak memercayai keluarga sendiri," ujar Chowdari yang sempat bertugas di distrik Pulwama.

Bukan kali ini saja polisi menjadi sasaran pembunuhan di Kashmir. Pada Juni 2017, Muhammad Ayub seorang polisi tak berseragam tewas dikeroyok di Srinagar, ibu kota Kashmir.

Dia dituduh menembak ke arah warga setelah terlibat perkelahian dengan seorang pemuda.

Pada Juli 2018, seorang polisi bernama Mohammad Saleem Shah hilang saat sedang dalam perjalanan memancing dengan teman-temannya.

Sehari kemudian jenazahnya ditemukan di sebuah kebun apel dengan penuh luka tembak.

Pada 28 Agustus lalu, kelompok militan menculik putra serang polisi dari kediamannya di wilayah selatan Kashmir.

Hasil penyelidikan polisi menunjukkan pelaku penculikan adalah Riyaz Naiko, pemimpin kelompok Hizbul Mujahideen.

Naiko pernah mengancam agar para anggota kepolisian meninggalkan pekerjaan mereka atau menerima konsekuensinya.

Baca juga: Kashmir Bergolak Lagi, Tujuh Orang Tewas akibat Konflik Bersenjata

Meski terancam pembunuhan, ternyata banyak pemuda Kashmir yang bercita-cita menjadi polisi, apalagi tak ada banyak lapangan kerja di daerah yang terus dikungkung kekerasan itu.

"Saya ingin jadi polisi karena saya harus merawat kedua orangtua," ujar Furkan Ahmad yang sedang menjalani pelatihan kepolisian.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com