Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Negeri Ini, Menjadi Polisi Sama dengan Menantang Maut

Kompas.com - 04/09/2018, 19:37 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

Saat warga Kashmir turun ke jalan untuk berunjuk rasa, polisi menggunakan peluru pellet, baja yang dibungkus karet, untuk membubarkan massa.

Polisi mengatakan, peluru pellet ini tidak mematikan tetapi nyatanya puluhan orang tewas dan melukai lebih dari 1.500 orang.

Beberapa orang, termasuk anak-anak, menjadi buta saat mata mereka terkena peluru "nyasar" yang ditembakkan polisi.

Baca juga: Peziarah Hindu di Kashmir Diserang Militan, 7 Orang Tewas

Sejak saat itu, jumlah anggota pemberontak yang tewas meningkat. Sepanjang 2017 saja, sebanya 76 orang yang diduga anggota militan tewas.

Dan tahun ini, sudah 66 orang anggota kelompok militan tewas hanya di wilayah selatan Kasmir saja.

Selama beberapa dekade, pemerintah India memiliki kebijakan tidak menugaskan seorang polisi di kampung halamannya sendiri sebagai upaya untuk melindungi identitas mereka dan keluarganya.

Namun, di wilayah selatan Kashmir yang bergolak, misalnya di distrik Pulwama, banyak pemuda yang bergabung dengan pemberontakan dan serangan terhadap polisi kian meningkat.

Sejauh ini tak ada satu kelompok pun yang menyatakan bertanggung jawab terhadap pembunuhan para polisi termasuk terhadap Ashraf Dar.

Secara tak resmi, polisi menuding kelompok-kelompok seperti Hizbul Mujahideen dan Lashkar-e-Taiba sebagai pelaku serangan.

Para pelaku pembunuhan Ashraf Dar mengetahui di mana polisi itu tinggal. Mereka lalu menyusu[ ke kediamannya, membawa tas punggung, dan senapan yang digantung di pundak mereka.

Mereka masuk ke dalam rumah di saat Ashraf sedang menjalankan shalat di masjid desa yang tak jauh dari kediamannya.

Baca juga: Kashmir Kembali Memanas, Polisi Tembak Mati Empat Orang

"Tutup mulutmu," kata para penyusup kepada istri Ashraf, Shehla Gani, sambil menodongkan senapan mereka.

Mereka kemudian mendorong Shehla dan dua putranya Jibran Ashraf (12) dan Mohammad Qwaim (7) ke salah satu sudut rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com