Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2018, 14:01 WIB

ABUJA, KOMPAS.com - Pemerintah Nigeria menarik 2,4 juta botol obat batuk sirup mengandung codeine untuk menghentikan penyalahgunaannya secara luas.

Mengutip dari Channel News Asia, Nigeria mulai memberlakukan larangan produksi dan impor obat batuk sirup codeine pada awal ini, meski tidak mempengaruhi produk yang terlanjur beredar.

"Ini menjadi salah satu langkah untuk membendung bencana penyalahgunaan obat-obatan di negara," kata juru bicara Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nigeria (NAFDAC) Abubakar Jimoh, Selasa (31/7/2018).

"Ini juga sejalan dengan kebijakan menteri tentang pembatasan obat batuk  sirup  yang mengandung codeine," imbuhnya.

Baca juga: Berusaha Buktikan Kebal Peluru, Dukun NIgeria Tewas Ditembak

CNN melaporkan, obat pereda nyeri tersebut menjadi obat kedua yang paling sering disalahgunakan di Nigeria.

Senat Nigeria mengklaim ada tiga juta botol sirup obat batuk dengan kandungan codeine telah dikonsumsi setiap hari di dua negara bagian.

Selain itu, Senat meyakini perdagangan obat batuk sirup memberikan keuntungan bagi kelompok ektremis Boko haram.

Pada Maret lalu, badan anti-narkoba Nigeria menyita 24.000 botol sirup obat batuk yang tidak terdaftar dalam penggerebekan di negara bagian Katsina.

Selama bertahun-tahun, Nigeria menghadapi penyalahgunaan codeine, terutama di dalam obat batuk sirup. Botol obat tersebut dapat dengan mudah diperoleh di apotek dan toko obat.

Masalah tersebut menjadi ranah publik dan politik, setelah BBC menyiarkan investigasi terhadap epidemi obat batuk sirup mengandung codeine di Nigeria pada April lalu.

Baca juga: Pria Nigeria Kuburkan Jenazah Ayahnya di Mobil Seharga Rp 1,2 Miliar

Beberapa hari kemudian, kementerian kesehatan Nigeria memberlakukan larangan impor dan produksi sirup obat batuk codeine.

Direktur Umum NAFDAC Christina Adeyeye mengatakan, remaja dan orang dewasa menyalahgunakan obat resep seperti tramadol, rophynol, dan sirup obat batuk.

"Beberapa diselundupkan ke negara sebagai produk yang tidak terdaftar," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com