Salin Artikel

Disalahgunakan, Nigeria Tarik 2,4 Juta Botol Obat Batuk Sirup

Mengutip dari Channel News Asia, Nigeria mulai memberlakukan larangan produksi dan impor obat batuk sirup codeine pada awal ini, meski tidak mempengaruhi produk yang terlanjur beredar.

"Ini menjadi salah satu langkah untuk membendung bencana penyalahgunaan obat-obatan di negara," kata juru bicara Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nigeria (NAFDAC) Abubakar Jimoh, Selasa (31/7/2018).

"Ini juga sejalan dengan kebijakan menteri tentang pembatasan obat batuk  sirup  yang mengandung codeine," imbuhnya.

CNN melaporkan, obat pereda nyeri tersebut menjadi obat kedua yang paling sering disalahgunakan di Nigeria.

Senat Nigeria mengklaim ada tiga juta botol sirup obat batuk dengan kandungan codeine telah dikonsumsi setiap hari di dua negara bagian.

Selain itu, Senat meyakini perdagangan obat batuk sirup memberikan keuntungan bagi kelompok ektremis Boko haram.

Pada Maret lalu, badan anti-narkoba Nigeria menyita 24.000 botol sirup obat batuk yang tidak terdaftar dalam penggerebekan di negara bagian Katsina.

Selama bertahun-tahun, Nigeria menghadapi penyalahgunaan codeine, terutama di dalam obat batuk sirup. Botol obat tersebut dapat dengan mudah diperoleh di apotek dan toko obat.

Masalah tersebut menjadi ranah publik dan politik, setelah BBC menyiarkan investigasi terhadap epidemi obat batuk sirup mengandung codeine di Nigeria pada April lalu.

Beberapa hari kemudian, kementerian kesehatan Nigeria memberlakukan larangan impor dan produksi sirup obat batuk codeine.

Direktur Umum NAFDAC Christina Adeyeye mengatakan, remaja dan orang dewasa menyalahgunakan obat resep seperti tramadol, rophynol, dan sirup obat batuk.

"Beberapa diselundupkan ke negara sebagai produk yang tidak terdaftar," katanya.

https://internasional.kompas.com/read/2018/08/01/14013451/disalahgunakan-nigeria-tarik-24-juta-botol-obat-batuk-sirup

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke