Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Penyidik Belum Temukan Penyebab Raibnya Malaysia Airlines MH370

Kompas.com - 30/07/2018, 17:39 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Setelah lama ditunggu laporan resmi insiden Malaysia Airlines MH370 tetap tidak memberikan kejelasan penyebab hilangnya pesawat itu empat tahun lalu.

Para penyidik menegaskan, mereka tidak bisa memberikan kepastian apakah hilangnya pesawat merupakan tanggung jawab pilot, meski tidak menutup kemungkinan itu.

Menurut laporan yang dirilis pada Senin (30/7/2018), para penyidik menegaskan, tidak ada bukti pesawat itu diterbangkan orang lain selain pilot Malaysia Airlines (MAS).

Baca juga: Upaya Pencarian MH370 Belum Sepenuhnya Berakhir

"Meski demikian, tim tidak mengesampingkan adanya kemungkinan intervensi pihak ketiga," demikian isi laporan tersebut.

Selain itu, tim penyelidik juga tak menemukan bukti untuk mendukung dugaan kendali MH370 telah diambil alih kendali jarak jauh.

Ketua tim investigasi Kok Soo Chon mengatakan, dia memutuskan tim tidak dapat memastikan penyebab salah satu misteri terbesar dunia penerbangan itu.

"Jawabannya baru bisa diketahui jika puing-puing pesawat ditemukan," ujar mantan direktur jenderal Departemen penerbangan Sipil Malaysia itu.

Malaysia Airlines MH370 menghilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014 bersama dengan 239 orang penumpang dan awak.

Pesawat itu menghilang tak lama setelah serah terima rutin dari pengawas lalu lintas udara Malaysia ke Vietnam.

Saat itu, kalimat terakhir yang diterima menara pengawas adalah: "Selamat malam Malaysian tiga-tujuh-nol."

Tak lama setelah kalimat tersebut, menara pengawas Malaysia kehilangan kontak dengan pesawat tersebut di satu tempat di atas Malaysia dan Vietnam.

Muncul bukti yang menunjukkan pesawat melenceng dari jalur terbangnya dan menuju ke Samudera Hindia, seperti tertangkap radar militer dan sipil di sekitar lokasi.

Fakta itu memunculkan teori adanya kemungkinan pembajakan atau aksi terorisme.

"Tim tidak dapat memastikan apakah pesawat diterbangkan seseorang selain pilot," masih isi laporan tersebut.

"Di kemudian hari, uji coba simulator menunjukkan bahwa pembalikan arah nampaknya dibuat saat pesawat masih dikendalikan secara manual dan bukan kendali otomatis."

"Perubahan arah saat dalam mode manual merupakan bukti adanya campur tangan yang tidak sah," ujar Kok.

Tim penyidik menambakan, perubahan jalur penerbangan itu amat sulit dikaitkan dengan kegagalan sistem di dalam pesawat.

Sebab, pesawat tersebut amat layak terbang dan catatan pemeliharaan menunjukkan pesawat tersebut dilengkapi dan dipelihara sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Nampaknya, manuver seperti itu disebabkan sistem pesawat sudah dimanipulasi," masih menurut laporan tersebut.

Tim menambahkan, kapten dan kopilot adalah penerbang yang amat kompeten dan berpengalaman. Selain itu keduanya memiliki lisensi yang valid dan sertifikat kesehatan yang resmi.

Selain itu juga tak ditemukan adanya bukti kedua pilot itu mengalami masalah hubungan personal, masalah keuangan, atau terjadi konflik di antara mereka.

Baca juga: Mahathir: Pencarian MH370 Akan Berlanjut Jika Bukti Baru Ditemukan

Sebelumnya, perusahaan eksplorasi asal AS, Ocean Infinity, mengatakan, awal tahun ini kembali memulai pencarian reruntuhan MH370 dengan menggunakan drone canggih untuk menyisir dasar laut.

Namun, pencarian itu dihentikan setelah gagal menemukan bukti apapun.

Sejauh ini, ditemukan 27 puing dari tiga bagian pesawat yang dipastikan berasal dari MH370, termasuk bagian sayap sepanjang dua meter yang disebut flaperon.

Semua puing itu ditemukan di pesisir barat Samudera Hindia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com