KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mahathir Mohamad (92) telah resmi menjadi perdana menteri ketujuh sekaligus yang tertua di Malaysia.
Para pendukungnya bersuka ria karena sang petahana Najib Razak terguling dan sang pengganti diharapkan membawa suasana baru bagi Malaysia.
Namun, banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan Mahathir untuk memenuhi janji kampanyenya. Apa saja pekerjaan rumah Mahathir?
Mengusut skandal 1MDB
"Saya memang diktator tetapi bukan pencuri," kata Mahathir dalam salah satu kampanyenya.
Pernyataan ini dilontarkan Mahathir untuk menyindir PM Najib Razak yang terlibat mega-skandal 1MDB yang bernilai hampir 700 juta dolar AS atau lebih dari Rp 9 triliun.
Baca juga : Jokowi Telepon Mahathir Mohamad dan Ucapkan Selamat
Skandal ini diketahui ketika harian The Wall Street Journal pada 2015 mengungkap dokumen yang menunjukkan aliran dana dari perusahaan investasi 1MDB ke rekening pribadi Najib Razak.
Najib dan manajemen 1MDB membantah telah melakukan tindak pidana korupsi dan investigasi yang dilakukan aparat Malaysia justru membersihkan tuduhan terhadap Najib.
Di masa kampanye, Mahathir berjanji akan mengusut tuntas kasus ini dan menyeret mereka yang terlibat ke pengadilan. Warga Malaysia dan dunia internasional menanti janji sang politisi gaek.
Pencabutan pajak GST
Goods and Services Tax (GST) adalah pajak pertambahan nilai yang dibebankan ke hampir sebuah komoditi hasil produksi di Malaysia.
Pajak ini diberlakukan sejak 1 April 2015 dengan besaran 6 persen. Pemerintahan PM Najib Razak beralasan pajak ini diberlakukan untuk menghindari krisis finansial terkait anjloknya harga minyak dunia.
Namun, kelompok oposisi saat itu menentang penerapan pajak GST sebesar 6 persen karena dianggap terlalu tinggi.
Baca juga : Mahathir Mohamad Resmi Menjadi Perdana Menteri Ketujuh Malaysia
Selain ini, penerapan pajak ini, pendapatan masyarakat miskin Malaysia akan terdampak dan mereka akan semakin berhati-hati dalam membelanjakan uang.
Pajak GST ini oleh sebagian kalangan dituding sebagai biang menurunnya standar hidup masyarakat Malaysia.