Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Korupsi Berlian Rp 208 Triliun, Parlemen Zimbabwe Panggil Mugabe

Kompas.com - 20/04/2018, 23:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

HARARE, KOMPAS.com - Parlemen Zimbabwe mengumumkan bakal melakukan pemanggilan terhadap mantan Presiden Robert Mugabe pada 9 Mei mendatang.

Dilansir BBC Jumat (20/4/2018), pemanggilan itu dilakukan untuk meminta keterangan Mugabe secara langsung soal klaimnya bahwa terjadi korupsi berlian dalam skala besar.

Dalam wawancaranya dengan kanal televisi pemerintah ZBC di 2016, Mugabe menuduh sebuah perusahaan tambang telah melakukan penipuan dan penyelundupan.

Mantan pemimpin berusia 94 tahun itu menaksir karena korupsi tersebut, Zimbabwe menderita kerugian hingga 15 miliar Amerika Serikat, sekitar Rp 208,3 triliun.

Baca juga : Istri Robert Mugabe Diduga Lakukan Bisnis Penyelundupan Gading Gajah

"Perusahaan pertambangan itu telah mencuri segala kemakmuran kita," ujar presiden yang dilengserkan 21 November 2017 itu dalam wawancaranya saat itu.

Namun, Maret lalu, Mugabe mengklarifikasi dengan berkata kalau dia tidak yakin dengan angka yang disodorkan dua tahun lalu tersebut.

"Saya diberi angka itu oleh seorang pejabat. Memang terdapat kesimpang-siuran. Namun, saya tidak yakin angkanya demikian," ujar Mugabe.

Temba Mliswa, Ketua Komite Tambang dan Energi Parlemen Zimbabe berujar, 9 Mei mendatang merupakan momen yang tepat bagi Mugabe untuk memberi bukti atas klaimnya.

"Setelah pertemuan Kamis (19/4/2018), kami sepakat untuk mengundang Tuan Mugabe untuk menjelaskan mengenai hilangnya 15 miliar dolar AS tersebut," tutur Mliswa dilansir AFP.

AFP melaporkan, tidak jelas apakah Mugabe, yang kesehatannya tengah menurun, bakal memenuhi panggilan itu atau mengelak.

Pada 2006, lebih dari 20.000 penambang ilegal melakukan aksinya di Padang Marange yang terletak di selatan Harare.

Sebuah investigasi yang dilakukan BBC Panorama di 2011 menunjukkan, polisi dan militer merekrut warga sipil untuk menggali berlian bagi mereka di Marange.

Pada 2012, kelompok bernama Kerja Sama Afrika Kanada (PAC) menyatakan, penambangan ilegal menyebabkan negara merugi 2 miliar dolar AS, atau Rp 27,7 triliun.

PAC menjelaskan, para "pencuri" itu meliputi pejabat Zimbabwe, penjual permata internasional, serta para penjahat.

Baca juga : Ikut Aksi Mogok, Ribuan Perawat di Zimbabwe Dipecat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com