Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yasser Arafat, Pemimpin Palestina yang Tak Bisa Dibunuh Israel

Kompas.com - 29/01/2018, 13:44 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Daily Mail

Salah satu perwira AU Israel, Aviem Sella, kepada Bergman mengatakan, dia berusaha menghentikan upaya pembunuhan Arafat dalam sebuah pembicaraan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Israel Letjen Rafael Eitan.

"Kami tak mau melaksanakan perintah ini. Operasi ini tak akan pernah terjadi. Saya memahami bahwa menteri pertahanan yang memiliki wewenang di sini," ujar Sella mengulangi apa yang disampaikannya kepada Eitan.

"Tak ada yang berani menentang dia (Sharon) sehingga kami akan membuatnya secara teknis tak bisa dilakukan," tambah Sella.

Klaim lain datang dari Brigadir Jenderal Amos Gilboa. Dia memperingatkan Eitan bahwa operasi pembunuhan semacam itu akan membuat citra Israel di mata dunia internasional hancur jika menembak jatuh pesawat sipil.

Baca juga: Museum Yasser Arafat Dibuka di Tepi Barat

Dalam buku karyanya yang berjudul Rise and Kill First: The Secret History of Israel's Targeted Assassinations, Bergman menuliskan banyak cara dilakukan Israel untuk membunuh Arafat.

Dia mengatakan, Israel menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencuci otak seorang warga Palestina untuk membunuh Arafat.

Namun, hanya lima jam setelah dilepaskan untuk menjalankan misinya, pria Palestina itu malah menyerahkan diri ke polisi.

Upaya lain adalah saat pasukan khusus Israel menguntit tiga jurnalis yang pergi ke Lebanon untuk mewawancarai Arafat.

Namun, rencana itu gagal setelah Arafat mencium sesuatu yang mencurigakan dan memerintahkan para pengawalnya melakukan "langkah menghapus jejak".

Alhasil, pasukan khusus Israel kehilangan jejak para reporter itu sebelum mereka bisa meledakkan lokasi wawancara.

Rencana lain adalah membunuh semua petinggi PLO dengan memasang bom berkekuatan tinggi di sebuah stadion di Beirut, Lebanon.

Lewat bukunya, Bergman menjelaskan, para pemimpin PLO dijadwalkan berkumpul untuk merayakan ulang tahun operasi pertama PLO terhadap Israel.

Namun, rencana untuk meledakkan stadion itu dibatalkan di saat-saat terakhir setelah sejumlah perwira senior menolak membunuh semua orang di dalam stadion.

Bergman juga menuliskan bahwa Israel bahkan membentuk satuan tugas khusus dengan sandi Operasi Ikan Asin dan Operasi Ikan Emas untuk membunuh Arafat.

Baca juga: Kamar Tidur di Akhir Hidup Yasser Arafat Dibuka untuk Umum

Namun, meski berpuluh tahun mencoba, Israel gagal membunuh Arafat. Dan, Yasser Arafat meninggal akibat sakit pada 2004 dalam usia 75 tahun.

"Arafat paham bahwa bom berulang kali meledak di lokasi di tempat yang akan didatangi atau yang baru ditinggalkan bukanlah kebetulan," ujar Bergman.

"Jadi, Arafat selalu mengubah rutinitas hariannya," Bergman menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com