Ketika ditanya tentang profesi Agus sebelum hijrah ke Australia, Amin menjawab, “Bapak Cuma petani biasa.”
Kepada ABC, ia lalu menceritakan betapa ia dan keluarga bersusah payah untuk membiayai keberangkatan Agus ke Australia.
“Uang untuk berangkat dari hasil pinjam sana-sini. Kira-kira waktu itu butuh sampai 100 juta (rupiah),” ujar Amin.
Sebelum meninggal, menurut pengakuan sang istri, almarhum rutin mengirim uang ke keluarga di Banyuwangi.
Baca juga : Ini Penyebab Terlambatnya Pemulangan Jenazah WNI Asal Bali dari Jepang
“Kadang-kadang 15 juta, atau 12 juta, 10 juta juga pernah, tergantung kondisi di sana. Kan biaya hidup di sana mahal,” ujarnya kepada ABC.
Almarhum Agus Purwako meninggalkan seorang istri dan dua anak. Hingga berita ini dimuat, ABC belum mendapat pernyataan resmi dari pihak KJRI Perth.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.