Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 10/01/2018, 08:45 WIB
|
EditorAgni Vidya Perdana

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Insiden kecelakaan kereta kembali terjadi di Afrika Selatan, Selasa (9/1/2018). Kali ini sebuah kereta menabrak rangkaian kereta lain yang tengah berhenti di stasiun.

Pengatur Keselamatan Kereta (RSR) Afrika Selatan mengatakan, insiden kali ini sepenuhnya disebabkan human error atau kesalahan petugas.

Disampaikan dalam pernyataannya, satu rangkaian kereta diberi izin memasuki stasiun di Germinston, timur Johannesburg, saat masih ada kereta lain di stasiun.

Benturan antara kedua kereta pun tidak terelakkan.

"Bagian depan rangkaian kereta yang datang menghantam bagian belakang kereta yang tengah berhenti," tulis pernyataan RSR dikutip AFP.

Baca juga: Kereta Hantam Truk di Afrika Selatan, 18 Penumpang Tewas dan 260 Luka

Sebanyak 226 penumpang di kedua kereta dilaporkan mengalami luka ringan dan sedang.

Insiden kereta ini, meski tidak menimbulkan korban jiwa, terjadi kurang dari sepekan sejak tabrakan kereta yang menewaskan 19 orang, termasuk empat anak-anak, pada Kamis (4/1/2018).

Kepolisian Afrika Selatan tengah menggelar investigasi dengan tuduhan pembunuhan pada insiden tersebut.

Sementara dari partai oposisi Aliansi Demokratik melihat dua insiden terjadi dalam waktu sangat dekat menunjukkan kurangnya investasi dari sisi keamanan kereta.

Data tahun 2016/2017 mencatat 495 korban tewas dan 2.097 luka-luka terkait jaringan perkeretaapian di Afrika Selatan.

Namun, Menteri Transportasi Joe Maswanganyi bertahan dengan menyebut buruknya jaringan kereta api di negara itu karena telah diabaikan selama masa pemerintahan apartheid yang berakhir pada 1994.

Baca juga: Kereta Api Tabrak 5 Ekor Gajah di India

Pemerintah telah menyisihkan anggaran 452 juta dollar AS (sekitar Rp 6,4 triliun) untuk perbaikan sejak 2015 hingga 2018.

"Jaringan perkeretaapian kita telah terbengkalai selama bertahun-tahun akibat tidak adanya investasi oleh pemerintahan apartheid," kata Maswanganyi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke