KOMPAS.com — Hari pertama mulai bekerja setelah libur Tahun Baru yang tahun ini jatuh pada 8 Januari 2018 dijuluki para pengacara sebagai "hari perceraian".
Julukan itu tidak muncul tanpa sebab karena didukung hasil survei terhadap 2.000 orang yang digelar firma hukum Slater and Gordon di Inggris.
Menurut survei itu, terjadi peningkatan jumlah pasangan suami istri yang bertanya mengenai perceraian setiap selesai liburan Tahun Baru.
Penyebab utama perpisahan pasangan menikah, menurut survei tersebut, adalah kekhawatiran finansial.
Baca juga: Menjumpai Pengacara Spesialis Perceraian bagi Kaum Superkaya
Sebanyak satu di antara tiga responden (37 persen) mengaku tekanan keuangan merupakan tantangan terbesar dalam pernikahan.
Adapun sebanyak satu di antara lima responden mengatakan kebanyakan perselisihan dengan pasangan mereka adalah soal uang.
"Hubungan yang telah menunjukkan keretakan kemungkinan akan pecah di bawah tekanan dan pengeluaran saat Natal," ujar pengacara keluarga dari firma Slater and Gordon, Lorraine Harvey.
Berdasarkan catatan Badan Statistik Nasional Inggris, hampir 107.000 pasangan heteroseksual bercerai pada 2017.
Jumlah itu merupakan peningkatan sebanyak 5,8 persen dibanding pada 2015 dan merupakan angka tertinggi sejak 2009.
Mengurus perceraian dalam ranah hukum Inggris dan Wales cukup mudah. Namun, masalah harta gono-gini dan hak asuh anak bisa mempersulit proses tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.