Di antaranya dibenamkan dalam kolam penuh darah, dipukul menggunakan tongkat, hingga ancaman bahwa dia bakal dibunuh.
"Tidak seorang pun tahu siapa yang bakal menjadi korban berikutnya," ucap Lapunov kala itu.
Kadyrov membantah segala tuduhan tersebut. Namun, dia secara tersirat menyatakan keengganannya mengakui LGBT di negerinya.
"Jika ada rakyat kami yang seperti itu, kirim saja mereka ke Kanada," ujar Kadyrov.
Sementara itu, Kremlin melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov menuturkan, Putin menyanggah rencana pengunduran diri Kadyrov.
"Ramzan masih menjadi Kepala Negara Republik Chechnya," kata Peskov.
Baca juga : Pemerintah Chechnya Dituding Menahan dan Menyiksa Kaum LGBT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.